Selasa, 14 Juni 2011

Bible Study - Juni 2011

“YESUS TERANGKAT KE SORGA”


Kamis - 02 Juni 2011


Saudara-saudara, pada Minggu yang lalu kita sudah melihat ada dua hal penting yang harus kita waspadai, yaitu supaya kita jangan hanya berpikiran yang duniawi saja dan juga jangan hanya memandang ke langit. Kisah Para Rasul 1 : 6 - 8 murid-murid itu belum percaya bahwa Yesus akan terangkat ke sorga maka merekapun bertanya kepada Yesus kapan Allah akan memulihkan kerajaan bagi bangsa Israel. Mereka bertanya demikian karena mereka sendiri belum mengerti apa maksud dan rencana Tuhan Yesus naik ke sorga. Padahal sejak dalam Yohanes 14 Tuhan Yesus sudah memberitahukan lebih dahulu tentang kepergian-Nya ke rumah Bapa, yaitu utk menyediakan tempat bagi mereka semua.
Tuhan Yesus pergi kerumah Bapa untuk mempersiapkan segala sesuatunya supaya apabila Ia datang kembali maka tempat sudah tersedia bagi kita semua. Kerinduan Tuhan Yesus: supaya di mana Ia berada di sana juga kita berada, yaitu di dalam kerajaan sorga.
Mengapa murid-murid itu masih belum percaya? sebab pandangan dan pikiran mereka hanya tertuju kepada perkara-perkara yang jasmani saja. Maka dalam kitab 1 Samuel dan 2 Samuel kita bisa melihat ada dua perkara yang pernah dilakukan oleh bangsa Israel, yaitu mereka menginginkan seorang raja untuk memerintah mereka, Daud ingin membangun Bait Allah. Sebenarnya ketika orang Israel menginginkan seorang raja pada saat itu mereka telah menolak Allah sebagai pemimpin mereka, mereka sudah melupakan bahwa Allah adalah Raja mereka. Tetapi karena mereka sudah lebih memikirkan perkara yang duniawi maka mereka pun lebih menginginkan seorang manusia menjadi raja mereka untuk menggantikan posisi Allah. Ketika mereka sedang menginginkan seorang raja, berarti mereka telah menolak Allah.

Kemudian Daud setelah menjadi raja Israel, ia berkeinginan untuk membangun bait Allah, sebagai tempat kediaman Allah. Tetapi Allah mengatakan bahwa yang dikehendaki Allah itu bukan membangun Bait Allah yang kelihatan, bukan Bait Allah secara jasmani, melainkan Bait Allah yang rohani, yaitu yg tidak kelihatan untuk membangun umat-Nya itu menjadi jemaat yang berkenan kepada Allah. Menjadi jemaat yang benar itu tidak cukup kalau hanya diluar saja nampaknya rohani tetapi hatinya harus benar-benar telah dibaharui.

Demikian juga sebagai orang Kristen yang telah diselamatkan tdk boleh hanya berfokus kepada perkara rohani saja, tidak boleh hanya berdoa saja, tidak boleh hanya beribadah saja, semua ini memang baik. Tetapi ada waktunya kita bersaksi kepada orang lain atau melayani orang lain, memperhatikan orang-orang yang ada disekitar kita supaya mereka juga diselamatkan. Misalnya orang tua, sanak-saudara, tetangga, atau siapa saja orang-orang yang ada disekitar kita, kita juga harus memberi waktu untuk melayani atau bersaksi kepada mereka.



“KITAB MALEAKHI”


Kamis - 09 Juni 2011

Pelajaran kita kembali kepada Kitab Maleakhi:
Maleakhi psl 1 = menceritakan rusaknya hubungan/persekutuan orang Israel dengan Allah, mereka tidak tahu bagaimana mengasihi Allah dengan benar dan mereka juga tidak tahu bahwa Allah sangat mengasihi mereka. Mereka sama seperti anak yang tidak menghormati bapanya atau seperti hamba yang tidak menghormati tuannya, didalam hati mereka tidak ada lagi rasa takut akan Tuhan. Kalau bangsa Israel tetap seperti itu, akibatnya: Allah mensejajarkan mereka dengan Esau, sikap orang yang sangat dibenci oleh Allah. Kalau kita lihat Maleakhi psl 1 ini, yang rusak bukan hanya hubungan mereka saja, tetapi juga ibadah dan pelayanan mereka, dan juga termasuk persembahan mereka.

Maleakhi psl 2 = menceritakan tentang rusaknya hubungan antar sesama, yang seorang dengan yang lain tidak ada lagi kasih, tidak ada lagi persekutuan, melainkan masing-masing melakukan menurut kehendak diri sendiri. Bahkan dalam Maleakhi psl 2 ini juga menceritakan tentang rusaknya hubungan keluarga atau rumah tangga sebab banyak suami atau istri yang tidak setia memelihara perjanjian, sehingga banyak yang diakhiri dengan perceraian. Allah itu paling benci dengan yang namanya peceraian, Ia tidak mau ada diantara umat-Nya itu yang diakhiri dengan perceraian.

Karena itu firman Tuhan berkata: Jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap istri dari masa mudanya. Yang dikehendaki Tuhan Allah dari pernikahan itu ialah: keturunan Ilahi, yaitu keturunan yang takut akan Tuhan dan yang hidup menurutisegala kehendak Allah. Maleakhi 2 : 10 sebenarnya mereka semua adalah satu Bapa dan satu Allah, Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Tetapi karena bobroknya iman mereka sehingga satu sama lain berkhianat dan menajiskan perjanjian nenek moyang mereka. Jadi kalau ada orang lebih mementingkan diri sendiri dari pada kepentingan bersama, apalagi untuk kepentingan rohani, itu sama dengan berkhianat. Karena itu satu-satunya yang bisa memerdekakan kita semua supaya jangan terus menerus berkhianat adalah kita semua harus dipenuhi dengan Roh Kudus.
Mengapa harus demikian?
sebab Roh Kudus itu berperanan penting untuk memerdekakan kita dari dosa dan dari maut. 2 Korintus 3 : 17 menjelaskan Tuhan adalah Roh dan dimana ada Roh Allah maka di situ ada kemerdekaan. Sifat dosa : mengikat & memperbudak, maka setiap orang yang hidup dalam dosa, dosa itulah yang menjadi tuan dalam hidupnya. Itu sebabnya satu-satunya yang bisa memerdekakan kita dari dosa adalah Roh Kudus, kita semua harus dibabtis dan dipenuhi oleh Roh Kudus. Roma 8 : 2 = Roh Kudus itulah yang memerdekakan kita baik dari hukum dosa maupun dari hukum maut. Dan kalau kita sudah dimerdekakan, maka Roh itu akan memberi kehidupan dan akan memberi kuasa supaya kita bebas dari dosa. Orang yang bebas dari dosalah yang bisa memuji Tuhan dan yang bisa melayani Tuhan dengan benar.
Setiap orang Kristen yang sudah bebas dari dosa, ia sudah layak disebut sebagai anak-anak Allah bahkan ia akan menjadi milik kepunyaan ALlah sendiri. Tidak ada lagi perbudakan, tidak ada lagi pemisah dan tidak ada lagi hal-hal yang membuat hati Tuhan tidak suka melihat kita. Sebab jika kita sudah dimerdekakan dari dosa maka Tuhan sendiri yang menjadi Tuan dalam hidup, Ia sendiri yang mengendalikan seluruh hidup kita untuk melakukan seluruh kebenaran. Bahkan sekalipun Tuhan akan datang dengan mendadak, gereja Tuhan yang sudah dimerdekakan itu tetap siap sedia, Tuhan akan mendapati seluruh hidup kita sudah berkenan kepada-Nya.



“KITAB MALEAKHI”


Kamis - 16 Juni 2011


Saudara-saudara, ada dua (2) ukuran masuk ke dalam kerajaan sorga:
1) dilihat dari ibadahnya yang benar, dengan sikap setia beribadah dan melakukan segala yang difirmankan Tuhan, beribadah tentu disertai dengan korban yang benar pula.
2) dilihat dari pelayanannya yang benar, dengan sikap dan perbuatan tetap setia melayani Tuhan dan sesama sampai kepada akhirnya.

Ukuran masuk ke dalam sorga itu tidak cukup dilihat dari ibadahnya saja ataupun dari pelayanannya saja. Sebab sebagai orang Keisten yang benar kepada kita dituntut bukan hanya percaya saja, bukan hanya sekedar beribadah saja atau melayani saja, tetapi kita juga harus mau melayani Tuhan dengan sikap melakukan firman-Nya. Maleakhi 3 : 1 firman Tuhan mengatakan: “Dengan mendadak Tuhan Allah masuk ke dalam bait-Nya.” Kalau Tuhan masuk ke dalam bait-Nya, yang dilihat adalah:

- orang-orang yang beribadah di dalamnya, apakah masih dengan sikap yang benaratau dengan korban persembahan yang benar.
- imam-imam yang melani di dalamnya, apakah mereka masih melayani dalam tanda tahbisan yang benar atau justru mereka sudah keluar dari kebenaran.

Jadi yang dikoreksi Allah itu adalah ibadah dan pelayanan harus tetap berdasarkan akan kebenaran firman Tuhan. Maka firman Tuhan dalam 2 Petrus 1 : 10 - 11 menghimbau supaya kita berusaha dengan sungguh-sungguh supaya panggilan dan pilihan kita semakin teguh = artinya tidak goyah, tidak lemah. Sebab jika sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, maka kita tidak akan pernah tersandung. Yang dimaksud dalam ayat ini kepada kita ditekankan tidak cukup hanya sebagai jemaat biasa saja, tetapi harus mau melayani Tuhan dengan sepenuh hati.
Inilah yang dimaksud dalam Wahyu 1 : 6 Kristus telah melepaskan kita dari segala dosa oleh darah-Nya, kita dilepaskan dari perbudakan dosa, untuk selanjutnya dijadikan menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah. Yg dimaksudkan adalah kita harus mau melayani Tuhan, jemaat yang bersedia dipakai/digunakan oleh Allah sendiri. Karena itu perlu kita ketahui, bahwa yang dimaksud dengan dosa itu bukan hanya percabulan, perzinahan, pencurian atau pembunuhan, tetapi tidak mau saja melayani sudah menjadi dosa, membuat hidupnya tidak berkenan kepada Allah. Amsal 18 : 9 dengan tegas firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang
bermalas-malasan dalam pekerjaannya (=dalam pelayanan) menjadikan dirinya sebagai saudara dari siperusak.
MALAS = tidak mau bergerak melayani, sukanya hanya tidur-tiduran saja,
JAHAT = tidak punya belas kasihan kepada orang lain (=tidak mau melayani orang lain/sesama). Maka dalam Matius 18 : 32 - 34 Yesus membuat satu perumpamaan: hamba yang jahat itu seluruh hutangnya telah dihapuskan tetapi ia sendiri tidak mampu menghapuskan hutang orang yang berhutang kepadanya, orang yang seperti ini dikategorikan sebagai orang jahat.