Senin, 20 September 2010

BIBLE STUDY - SEPTEMBER 2010

“TANDA PENEBUSAN”


Kamis, 02 September 2010


Selama bangsa Israel tidak dibebaskan dari perbudakan Mesir, mereka tidak mungkin bisa berjalan menuju tanah Kanaan, dan kalau Tuhan tidak mengutus Musa tidak mungkin seorang pun yang bisa keluar dari Mesir. Demikian juga setiap orang yang belum dilepaskan dari perbudakan dosa maka tidak mungkin bisa berjalan menuju sorga, sebab dosa masih mengikat dirinya.
Karena itu supaya kita bisa lepas dari dosa :

Kita harus “sadar” bahwa kita adalah orang berdosa yang sedang diperbudak oleh iblis.

Banyak orang bisa mengaku sebagai orang Kristen, percaya kepada Yesus, tetapi tidak disadari ternyata hidupnya masih diperbudak oleh dosa. Setiap orang yang masih diperbudak oleh dosa, apa pun yang diperbuat, apa pun yang dipersembahkan kepada Tuhan, termasuk ibadah dan pelayanannya tidak akan berkenan kepada Tuhan. Banyak orang bisa berbuat ini dan itu, banyak orang bisa berhasil melakukan segala aktivitasnya, tetapi yang mengendalikan dirinya masih dosa. Efesus 2 : 1 - 2 menjelaskan kalau manusia itu masih hidup dalam dosa dan pelanggaran, dimata Tuhan masih mati rohani, ia tidak memiliki ikatan dan persekutuan dengan Tuhan. Segala dosa dan pelanggarannya itu membuat hidupnya jauh dari Tuhan. Maka dalam Keluaran 2 : 23 - 25 setelah bangsa Israel sadar bahwa mereka sedang diperbudak, mereka mengeluh karena perbudakan tersebut maka mereka berseru-seru kepada Allah sehingga teriak mereka minta tolong sampai kepada Allah. Ini adalah tindakan yang benar. Lalu Allah mendengar dan mengingat kembali akan perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub sehinggga Allah mengutus Musa untuk membawa mereka keluar dari perbudakan Mesir menuju tanah Kanaan. Jadi bangsa Israel bisa dibebaskan dari perbudakan setelah mereka “menyadari” bahwa mereka sedang diperbudak dan “membutuhkan” pertolongan dari Tuhan.
Dalam kitab Perjanjian Lama ada satu pribadi yang perlu kita teladani, seorang yang sangat menyadari siapa dirinya dan yang selalu menyadari membutuhkan Tuhan, yaitu DAUD. Sebenarnya Daud itu tidak lebih baik dari raja-raja Israel yang lainnya, bukan karena ia tidak pernah berdosa, tetapi justru Daud itu adalah seorang yang fatal pelanggarannya. Tetapi ada yang menjadi kelebihan Daud dengan raja-raja yang lainnya, yaitu: Daud selalu menyadari segala pelanggaran-pelanggarannya. Kita bisa melihatnya dalam Mazmur 51 ungkapan Daud yang patut kita perhatikan: “Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.” (ayat 5) Daud sadar bahwa hanya Tuhan saja yang sanggup mentahirkan dirinya dari segala dosanya. Untuk mentahirkan dari dosa, Tuhan menegor sampai ke dalam batin supaya Tuhan memasukkan firman-Nya ke dalam batin (ayat 8).
Demikian juga selama manusia itu hidup di dalam dunia ini, semua sedang bergumul dengan dosanya sendiri. Sebab di mana saja dan kapan saja dosa itu bisa masuk, dipekerjaan, diperjalanan, di rumah, sesungguhnya harus selalu bergumul dengan dosa. Jadi tidak ada manusia yang tidak bergumul dengan dosa-dosanya. Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kita harus tetap menyadari bahwa sekali pun sudah menerima firman pengajaran tentang kesempurnaan, bukan berarti sudah bebas dari dosa, bukan berarti dosa itu tidak mau datang kembali. Justru sebaliknya, setelah kita menerima firman pengajaran tentang kesempurnaan ini, dosa itu semakin menggoda, dosa itu semakin kuat menggoda manusia supaya jatuh. Disinilah kita harus selalu dekat dengan Tuhan dan harus selalu terikat dalam ibadah mau pun dalam pelayanan supaya hidup kita terpelihara dari hari ke hari sampai sempurna menjadi mempelai perempuan Kristus.
Salah satu dosa yang dipergumulkan oleh raja Daud adalah "dosa keturunan" yang telah mengalir/turun dari nenek moyang. Daud sangat sadar betapa bahanya dosa keturunan tersebut, karena itu ia pun bergumul secara pribadi kepada Tuhan supaya ia dilepaskan dari dosa keturunan tersebut.
Dosa keturunan itu sifatnya mengikat dari keturunan ke keturunan, kalau tidak diputuskan oleh kuasa korban Kristus maka dosa keturunan itu akan tetap mengikat. Di sinilah kita sebagai jemaat Tuhan harus menyadari dan menggumulkan supaya dosa keturunan itu dilepaskan.
Kemudian dalam kitab Perjanjian Baru ada satu pribadi yang paling menyadari sebagai orang yang paling berdosa, yaitu rasul Paulus. Roma 7 : 13 - 26 firman Tuhan menjelaskan tentang perjuangan Paulus dalam melawan hukum Taurat dan hukum dosa. Paulus menyadari sering sekali melakukan apa yang sebenarnya tidak dikehendaki. Roma 7 : 23 Paulus berkata bahwa ia sedang berjuang melawan hukum akal budi yang membuat dia menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhnya. Bahkan Paulus sampai berkata: "Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?" Kemudian dalam 1 Timotius 1 : 15 - 17 Paulus mengaku bahwa dialah yang paling berdosa dari orang lain, suatu sikap patut kita teladani. Sebab kalau kalau kita lihat pada zaman sekarang ini banyak orang menganggap dirinya lebih benar dari orang lain, merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Padahal menurut firman Tuhan sebagai orang yang rendah hati, kita harus tetap menganggap bahwa hanya Tuhan lah yang benar dan Tuhan mampu membenarkan orang-orang yang mau belajar kepada-Nya.
Paulus tidak memandang kesalahan orang lain dan tidak suka mempersalahkan orang lain, tidak melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih memandang kepada dirinya, suka mengoreksi dirinya sendiri. Inilah yang membuat sehingga Paulus berani berkata: "diantara mereka akulah yang paling berdosa." Karena Paulus menyadari sebagai orang yang paling berdosa, maka kasih karunia Tuhan turun kepadanya. Paulus pun rela menjadi
rasul untuk memberitakan Injil keselamatan kepada bangsa-bangsa lain walau harus mengalami banyak penderitaan dan penganiayaan.
2 Korintus 11 : 1 - 6 Paulus sebagai rasul Kristus telah mempertunangkan jemaat di Korintus kepada satu laki-laki, yaitu Kristus supaya jemaat itu menjadi sidang mempelai perempuan Kristus, layak dipersandingkan dengan Kristus sebagai Mempelai laki-laki sorga. Namun kalau kita lihat, Paulus masih takut kalau-kalau mereka telah disesatkan dari kesetiaan yang sejati kepada Kristus. Paulus mengambil contoh "Hawa" yang telah diperdaya oleh ular dengan kelicikannya sehingga manusia pertama itu pun jatuh ke dalam dosa yang mengakibatkan kehilangan kemuliaan Allah.
Dari ayat ini dapat kita lihat bahwa sekali pun sudah menerima firman pengajaran mempelai, firman yang mengajarkan tentang kesempurnaan gereja Tuhan sebagai mempelai perempuan Kristus, satu hal yang harus tetap kita lakukan, yaitu: "harus tetap taat dan setia." Hawa jatuh ke dalam dosa bukan karena dosa perzinahan, bukan karena membunuh atau mencuri, tetapi ia jatuh karena tidak setia melakukan apa yang diperintahkan ALlah kepada mereka.
Demikian juga setelah kita menerima firman pengajaran Mempelai yang Alkitabiah ini, yaitu pengajaran tentang kesempurnaan gereja Tuhan, langkah selanjutnya yang harus kita lakukan adalah: "kita harus tetap taat dan setia melakukan firman Tuhan sampai Tuhan datang kembali." Kita harus dengan rendah hati mengaku bahwa kita adalah orang berdosa yang membutuhkan pertolongan dari Tuhan, yang membutuhkan firman pengajaran supaya diperbaharui dari hari ke hari sampai sempurna sama seperti Yesus. Daud dan rasul Paulus yang telah diangkat sebagai contoh-contoh dalam Alkitab perlu kita teladani cara hidup mereka, yang sadar siapa diri mereka dihadapan Tuhan dan yang selalu mengharapkan pertolongan Tuhan. Jika sudah demikian maka Allah sumber damai sejahtera itu akan memenuhi hati kita dengan kuasa-Nya supaya mampu menolak segala bentuk dosa.
HALELUYA ............!!!!!!!!!!!!!!!!!!


“TANDA PENEBUSAN”


Kamis - 09 September 2010


2. DIATUR DAN DIPELIHARA DALAM PENGGEMBALAAN (Keluaran 15 : 22 - 27 s/d psl 24)

Setelah bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, langkah selanjutnya mereka harus mau diatur dan dipelihara oleh Tuhan dalam pimpinan Musa. Tuhan tahu di padang gurun mereka tidak dapat berbuat apa-apa, tidak dapat menanam apalagi menuai, jadi sepenuhnya dengan cara Tuhan yang ajaib. Seluruh bangsa Israel telah keluar dari Mesir dan tidak ada seorang pun yang tidak lepas dari perbudakan Firaun. Untuk itulah mereka harus mau diatur dengan firman Tuhan, baik cara hidup, cara beribadah, cara melayani mau pun cara berkorban kepada Tuhan. Supaya dengan dengan demikian mereka dibela dan dipelihara oleh Allah.
Tetapi kalau kita lihat, yang berhasil masuk ke tanah Kanaan hanyal KALEB dan YOSUA, selebihnya dari bangsa itu telah ditewaskan selama dalam perjalanan di padang gurun. Penyebabnya tentu ada, yaitu: karena mereka tidak mau diatur dan dipelihara oleh ALlah. Padahal Tuhan Allah telah memelihara mereka dengan cara yang ajaib, Tuhan selalu mencukupkan apa saja yang menjadi kebutuhan mereka.

Demikian juga berlaku bagi kita sekarang ini, supaya kita berhak mendapatkan pemeliharan dari Tuhan, syratnya: kita harus mau "diatur" dan "dipelihara" oleh Tuhan. Kalau kita kaitkan dengan skema Tabernakel, cara Tuhan mengatur kita dimuai sejak dari Pintu Kemah yang berbicara tentang kepenuhan Roh Kudus. Jadi setelah kita percaya dan menerima Yesus sebagai Kepala, setelah bertobat dan dibabtis dengan babtisan yang benar, langkah selanjutnya kita harus dipenuhi dengan Roh Kudus, tujuannya supaya kita bisa diatur oleh Tuhan lewat firman-Nya. Mengapa harus penuh Roh Kudus? sebab setiap orang yang sudah dipenuhi Roh Kudus, mereka akan mudah diatur oleh Tuhan, mudah mengerti firman Tuhan, mudah memberi dirinya dipimpin oleh Tuhan.
Setiap orang yang belum dipenuhi dengan Roh Kudus:
- selalu hidup menuruti keinginan daging atau keinginan hatinya saja
- sulit mengerti firman Tuhan

Itu sebabnya tidak heran walau datang ke gereja, dengar firman Tuhan, tetapi cara hidupnya tidak sesuai dengan firman Tuhan.

Ulangan 4 : 1 supaya bangsa Israel hidup dan berhasil memasuki serta menduduki tanah Kanaan, ada syarat yang harus mereka lakukan, yaitu: mau "mendengar" segala ketetapan dan peraturan yang telah diajarkan oleh Allah untuk dilakukan dengan taat dan setia. Banyak orang bisa tahu akan firman Tuhan, tetapi hanya sekedar tahu saja tanpa mau melakukannya, banyak orang berhasil menjadi orang Kristen, berhasil mendengar dan menerima firman pengajaran, tetapi tidak hidup sesuai dengan firman Tuhan. Cara hidupnya tidak mencerminkan sebagai orang pengajaran.
Maka dalam Zakharia 7 : 11 firman Tuhan menegaskan setiap orang yang tidak menghiraukan firman pengajaran akan nampak dari cara hidupnya:
- dilintangkannya bahunya untuk melawan
- ditulikannya telinganya supaya jangan mendengar firman pengajaran
Dan tanpa disadarinya, mereka sendiri telah membuat hati mereka keras seperti batu amril supaya jangan mendengar dan menerima firman pengajaran yang disampaikan Tuhan melalui Roh-Nya dengan perantaraan hamba-hamba Tuhan (ayat 12). Akibatnya: Tuhan ALlah tidak mendengar pada waktu mereka memanggil-manggil nama Tuhan, bahkan Tuhan juga akan meniupkan mereka seperti angin badai ke segala bangsa (ayat 14).
Intinya: kebahagiaan atau sukacita akan berubah menjadi sunyi sepi.

NAAMAN
adalah contoh kehidupan yang tidak mau diatur.
Dalam 2 Raja-raja psl 5 ada empat (4) kesalahan Naaman ketika ia datang ke pada hamba Tuhan untuk mendapat kesembuhan dari penyakit kustanya, yaitu:
- Datang kepada Tuhan supaya disembuhkan tetapi lewat jalur yang salah. Sebab jalur yang dipakai Naaman adalah jalur birokrasi, ia meminta surat kepada raja untuk dibawa kepada nabi Elisa. Jalur yang dilakukan Naaman ini tidak tepat, walau pun pangkatnya tinggi, walau pun ia seorang yang dihormati bahkan walau pun ia seorang yang sangat kaya, kalau datang meminta pertolongan kepada Tuhan harus lewat jalur yang benar, yaitu datang beribadah kepada Tuhan kemudian barulah memohon pertolongan Tuhan. Sebagai jemaat Tuhan, jika engkau ingin mendapat pertolongan dari Tuhan, maka engkau harus lewat jalan yang benar, yaitu lewat ibadah dan penggembalaan yang benar.
- Mengatur cara Tuhan, menganggap cara yang dikatakan nabi Elisa itu tidak tepat. Sebab setelah Naaman sampai kepada Elisa, jusru Elisa berkata kepadanya: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Naaman memang perti tetapi dengan hati yang gusar dan menganggap cara yang dikatakan Elisa itu tidak cepat.
- Pergi dengan panas hati, memang ia pergi juga tetapi sayang dibarengi dengan hati yang panas. Seharusnya ia pergi dengan sukacita dan dengan bersyukur sebab akan mendapat kesembuhan, tetapi sebaliknya ia malah pergi dengan panas hati.
- Membayar kesembuhan dengan hartanya, setelah Naaman sembuh dari kustanya ia mencoba membayar kesembuhan itu dengan hartanya. Cara ini salah, seharusnya ia bersyukur kepada Tuhan dan mengakui bahwa Tuhanlah Allah yang patut dipuji, selanjutnya ia menyerahkan dirinya untuk menyembah Allah.

Sebagai jemaat Tuhan, kita kedatangan kita kepada Tuhan harus tepat dan benar, apalagi kalau ada diantara saudara yang membutuhkan pertolongan Tuhan, datanglah dengan cara yang tepat dan benar disertai dengan rasa takut dan hormat dan setialah beribadah dan digembalakan dalam penggembalaan yang benar. Maka apapun yang menjadi masalahmu, yakinlah Tuhan Yesus Kristus, Mempelai Pria Sorga pasti akan memberi pertolongan dengan segera.
Haleluya...........!!!!!!!!!




"TANDA PENEBUSAN"


Kamis - 16 September 2010


3. Tuhan mau menempatkan supaya umat-Nya itu berpusat ke tempat kediaman-Nya.


Sebagaimana telah kita lihat pada minggu yang lalu bahwa Kitab Keluaran itu bertemakan: Tuhan sedang membawa umat-Nya keluar dari perbudakan Mesir (=dari tangan Firaun) untuk selanjutnya dibawa masuk ke tanah perjanjian yang selanjutnya dijadikan sebagai imam-imam bagi Allah. Dalam pimpinan Musa, semua orang Israel telah keluar dari perbudakan, tidak ada seorang pun yang tertinggal, tetapi semua berangkat, baik anak-anak, yang muda mau pun yang tua-tua. Tetapi pada kenyataannya, sekalipun mereka telah keluar dari Mesir, kalau kita lihat hanya dua orang saja yang berhasil masuk ke tanah Kanaan, yaitu YOSUA & KALEB selebihnya dari bangsa itu ditewaskan di padang gurun karena ketidaktaatan mereka kepada firman Tuhan. Penyebab mengapa mereka ditewaskan di padang gurun adalah: karena mereka "tidak mau diatur" oleh Tuhan lewat firman yang telah disampaikan oleh Musa. Padahal setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, ALlah selalu memelihara mereka dan menuntun mereka dengan cara yagn ajaib, dengan kuasa dan penyerataan Tuhan: tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari. Ini adalah cara Tuhan memelihara dan melindungi bangsa Israel selama dalam perjalan. Tiang awan dan tiang api itu juga berbicara kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka.

Saudara-saudara, setelah kita dilepaskan dari perbudakan dosa, setelah kita ditebus dengan darah Kristus dan setelah kita diperdamaikan dengan Allah, langkah selanjutnya kita juga "harus mau diatur" oleh Tuhan supaya berhak mendapatkan pemeliharaan Tuhan. Kemudian kita juga harus mau "dibangun" menjadi bait ALlah yang kudus, menjadi tempat kediaman ALlah yang sesungguhnya. Sama seperti bangsa Israel ketika mereka di padang gurun, Tuhan ALlah memberi perintah kepada Musa supaya mereka membuat tempat kudus bagi Tuhan supaya Tuhan mau diam di tengah-tengah mereka (Keluaran 25 : 8 - 9). Maksud dan tujuannya adalah supaya kita semua berpusat ke tempat kediaman Tuhan.
Ketika Musa dan bangsa Israel membuat tempat kudus bagi Tuhan, semua harus sesuai dengan petunjuk Tuhan, tidak boleh melenceng sedikitpun, tetapi benar-benar harus sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan Tuhan, tidak boleh ditambah atau dikurang. Bagi kita sekarang: kita harus benar-benar dibangun menjadi tempat kediaman ALlah, yang dibangun di atas dasar yang benar, yaitu di dalam firman pengajaran mempelai yang Alkitabiah.

Jadi jika kita dibangun menjadi bait Allah tujuannya adalah:
- supaya ada tempat bagi ALlah menyatakan kehadiran-Nya di tengah-tengah kehidupan kita.
- supaya kita tahu bagaimana beribadah yang benar, bagaiman berkorban yang benar dan melayanai dengan benar.
- supaya kita tahu sampai di mana tingkan kerohanian kita

Maka kepada kita sekarang, supaya kita berhak mendapat pemeliharaan dari Tuhan: kita harus mau berpusat kepada tempat kediaman Tuhan, atau dengan kata lain: "KITA HARUS DIBANGUN MENJADI BAIT ALLAH YANG KUDUS".
Sebab setelah kita dibangun menjadi bait ALlah yang kudus barulah ALlah mau menyatakan kehadiran-Nya ditengah-tengah kehidupan kita, di dalam rumah tangga, di dalam usaha maupun dalam pekerjaan kita. Ulangan 4 : 1 firman Tuhan menjelaskan supaya bangsa Israel hidup dan berhasil memasuki serta menduduki tanah Kanaan, ada syaraat dan ketentuan yang harus dilakukan, yaitu mereka harus mau "mendengar" segala ketetapan dan peraturan yang telah diajarkan untuk dilakukan dengan taat dan setia. Setiap firman Tuhan itu harus menjadi praktek dalam hidup sehari-hari.
Banyak orang bisa berhasil mengetahui firman Tuhan, sudah ditebus dan sudah menjadi orang Kristen, tetapi kalau hanya sekedar tahu saja, kalau hanya sekedar disebut orang Kristen saja itu tidak ada artinya, tetapi harus membuat firman Tuhan itu menjadi praktek hidupnya sehari-hari.

Maka kalau kita lihat dalam Zakharia 7 : 11 firman Tuhan menegaskan sikap hidup orang yang tidak mau melakukan firman Tuhan dengan taat dan setia:
1. Tidak menghiraukan firman pengajaran.
2. Dilintangkannya bahunya untuk melawan.
3. Ditulikannya telinganya supaya jangan mendengar.
4. Membuat hati meeka keras seperti batu amril.

Maka sebagai akibatnya Tuhan tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil nama Tuhan. Dan tidak sampai disitu saja, Tuhan juga meniupkan mereka seperti angin badai ke segala bangsa (ayat 13 - 14). Karena itu sebagai jemaat maupun sebagai hamba Tuhan, kita tidak boleh bermain-main dalam mendengar firman pengajaran, tetapi kita harus meresponi dengan baik, dengar dan lakukan dengan taat dan setia. Yohanes 8 : 31 - 32 ciri-cir orang yang mendengar dengan baik akan dimerdekakan dari dosa dan akan hidup dalam pimpinan Roh Kudus sebab di mana ada Roh Kudus di situ ada kemerdekaan (2 Korintus 3 : 13). Jika sudah demikian, maka kita pasti akan berhasil dibangun menjadi bait Allah, menjadi tubuh Kristus yang dikuduskan dan disempurnakan menjadi sidang mempelai perempuan Kristus. Tidak ada cara lain yang bisa membuat kita berhasil menjadi bait ALlah atau menjati tubuh Kristus kalau tidak mau berpusat ke kempat kediaman Tuhan. INGAT! Wahyu 21 : 1 - 2 Yerusalem Baru itulah pusat kita, ke sanalah sasaran kepengikutan kita puncaknya dijadikan menjadi sidang mempelai perempuan Kristus.