Minggu, 15 Agustus 2010

Bible Study - Agustus 2010

“J A L A N S A L I B”


Kamis, 05 Agustus 2010


JALAN SALIB berbicara proses mati & bangkit bersama dengan Kristus. Sebab jika kita sudah mati bersama dengan Kristus, maka kita juga akan dibangkitkan bersama dengan Kristus. Inilah yang disebut sudah DICIPTAKAN MENJADI CIPTAAN BARU (Roma 6 : 4 - 5).
Jika Kristus Yesus telah disalibkan sebagai jalan pendamaian bagi dunia, untuk menebus segala dosa manusia, maka kita juga harus disalibkan. Tetapi yang dimaksud dengan "disalibkan"disini bukan tubuh yang disalibkan di kayu salib seperti yang penah dialami Tuhan Yesus, melainkan manusia lama kitalah yang harus disalibkan supaya tubuh dosa kita benar-benar hilang kuasanya. Sebab jika tubuh dosa kita telah hilang kuasanya, maka kita tidak lagi menghambakan diri kepada dosa, tidak lagi takluk kepada dosa, tetapi dosa sudah dikalahkan oleh darah Yesus Kristus.

Supaya kita bisa mengalami proses diciptakan menjadi manusia baru,Tuhan lebih dahulu akan “menguji” lewat berbagai-bagai persoalan dengan maksud untuk mengetahui sampai dimana kesetiaan kita dalam mengikut Tuhan. Tetapi kita harus tahu, bahwa ketika Tuhan sedang menguji itu yang paling Tuhan inginkan bukanlah untuk mendatangkan kematian, melainkan untuk mengetahui sampai dimana kesetiaan kita kepada Tuhan.Tuhan sudah tahu sampai dimana batas kemampuan kita, Tuhan juga sudah tahu bahwa sebenarnya tidak ada yang lain yang bisa diandalkan di dunia ini yang bisa memberi pertolongan selain pribadi Tuhan Yesus saja.
Maka dalam 1 Korintus 10 : 13 firman Tuhan menjelaskan pencobaan-pencobaan yang kita alami itu ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Mengapa? sebab Tuhan tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita, tetapi Tuhan akan memberikan jalan keluar supaya kita dapat menanggungnya.
Untuk itu kalau kita lihat dalam kitab Perjanjian Lama, ada dua orang yang dicobai dengan pencobaan/ujian yang luar biasa, yaitu AYUB dan ABRAHAM.
Ayub seorang yang paling kaya, seorang yang saleh dan jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1 : 1 - 3). Walau pun demikian, Tuhan masih mengijinkan Ayub dicobai oleh iblis, bukan karena Allah tidak mengasihi Ayub tetapi untuk mengetahui apakah ditengah-tengah ujian itu masih ada kasih kepada Allah. Ujian yang dialami Ayub itu pun tidak tanggung-tanggung, mungkin tidak pernal lagi ada ujian yang separah yang pernah dihadapi Ayub ini:

- semua anaknya mati,
- hartanya habis
- mengalami sakit penyakit yang sangat parah
- semua sahabatnya menjauh
- istrinya pun datang mengejek supaya Ayub mau mengutuki Tuhan


Tetapi Ayub mampu menghadapi semua itu dan ia pun menang sebab yang ada di dalam hatinya adalah Tuhan dan membuat Tuhan yang paling utama dalam hidupnya. Bahkan ditengah-tengah penderitaannya itu, Ayub masih bisa memuji Tuhan dan tidak menuduh Allah berbuat yang tidak patut kepadanya, ia juga percaya bahwa Tuhan akan memulihkan. Dan memang benar, dalam Ayub psl 42 keadaan Ayub dipulihkan kembali lebih dari apa yang dimilikinya semula.

Yang dialami Abraham:
- lama menungguh janji Allah
- setelah mendapat anak kemudian Allah menguji Abraham supaya membawa
anaknya, Ishak untuk dipersembahkan kepada Allah.

Dalam Kejadian 22 : 6 ketika Allah menguji kepercayaan Abraham, Abraham juga mendidik istri dan anaknya, Ishak dalam hal korban dan ibadah. Caranya: Abraham mengambil kayu api untuk korban bakaran dan memikulkannya ke atas bahu Ishak.
Ini berbicara: pelajaran dalam hal mendidik anak-anak sedini mungkin, supaya anak-anak itu terikat kepada Tuhan lewat ibadah, lewat persembahan mau pun lewat pelayanan. Jadi Ishak mau dibawa ke atas gunung Moria dan memikul kayu api untuk korban bakaran itu sebab ia sudah tahu betapa berharganya ibadah itu, karena itu ia tidak mengelak dan tidak bersungut-sungut walau pun harus berjalan tiga hari perjalanan lamanya.
Yeremia 17 : 10 firman Tuhan mengatakan: "Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." Jadi kalau Tuhan menguji Abraham, tujuannya: supaya ia mampu mengalahkan perasaannya, supaya ia mampu menaklukkan keinginannya hanya kepada Tuhan saja dan supaya Abraham berhasil menjadi contoh/teladan sampai kepada kita sekarang ini.

Kejadian 22 : 12 = Abraham takut kepada Allah
Kejadian 22 : 15 - 16 = Abraham itu mengasihi Allah
Kejadian 22 : 17 = hasilnya Tuhan berjanji memberkati Abraham berlimpah-limpah.

Saudara-saudara, apa yang dialami oleh Ayub dan Abraham ini adalah berbicara jalan salib, mereka mengalami proses pengujian yang begitu berat. Namun mereka berhasil menang, mereka mampu melewati semua itu walau pun dengan jalan yang sangat panjang. Mereka bisa menang karena yang ada di dalam hati dan pikiran mereka selalu Tuhan.
HALELUYA ...................!!!!!!!!!!!!!!!!!



“HIDUP ADALAH KRISTUS”


Bible Study, 12 Agustus 2010


Saudara-saudara, “hidup adalah Kristus” harus menjadi puncak kepengikutan kita kepada Tuhan, tidak boleh sedikit pun hubungan kita renggang apalagi terpisah dengan Kristus. Jangan sama seperti lima gadis bodoh, juga menantikan kedatangan Mempelai Pria Sorga bersama-sama dengan kelima gadis yang bijaksana, sama-sama bangun dan sama-sama beraktivitas, tetapi yang berhasil masuk ke dalam ruang perjamuan adalah lima gadis bijaksana.
Mengapa demikian? sebab kelima gadis yang bijaksana itu punya pelita yang menyala dan minyak dalam buli-buli, sedangkan kelima gadis yang bodoh itu tidak mempunyai minyak dalam buli-buli.
Pelita yang menyala dan minyak dalam buli-buli itu adalah berbicara praktek hidup anak-anak Tuhan atau hamba-hamba Tuhan yang hidup dalam terang firman pengajaran, punya aktivitas pelayanan yang berkenan kepada Tuhan. Kalau kita lihat Yohanes 15 : 1 - 27 ini adalah berbicara Kristus sebagai pokok anggur yang benar, kita adalah ranting-rantingnya (dalam terang Tabernakel kena mengena dengan PELITA). Persekutuan yang benar itu diibaratkan seperti pokok dengan ranting, Kristus adalah pokok dan kita adalah rantingnya. Supaya bisa hidup, ranting-ranting itu harus tetap melekat pada pokok, ranting itu bisa hidup sepenuhnya karena ditopang oleh pokok. Demikianlah juga dengan kita sebagai jemaat Tuhan, kita bisa hidup, kita bisa beraktivitas, bisa beribadah dan melayani Tuhan, semua itu bisa terjadi karena Kristus Yesus telah menopang kita dengan kuasa-Nya, lewat darah, lewat firman dan juga lewat Roh Kudus-Nya. Intinya: hidup kita ini harus tetap tinggal dan berada di dalam Kristus, tidak boleh jauh dan tidak boleh terpisah walau pun sesaat.

Maka kalau kita lihat kitab Efesus, dalam terang Tabernakel kena mengena dengan Meja Roti Sajian. Juga berbicara:
1), adanya persekutuan yang benar dengan Tuhan lewat firman pengajaran-Nya,
2), pribadi Kristus Yesus lewat firman-Nya tinggal di dalam kita sehingga kita layak disebut milik kepunyaan Kristus.
Jika kita sudah hidup di dalam Kristus maka ada tiga (3) kekayaan yang akan kita nikmati, yaitu:

1). Efesus 1 : 7 - 8 “kekayaan kasih karunia”, jika kita sudah hidup di dalamKristus dan Kristus diam di dalam kita, maka kita akan berhak mendapatkan: penebusan dan pengampunan dosa.

2). Efesus 1 : 18 “kekayaan kemuliaan”, diberikan tidak kepada semua orang tetapi hanya kepada mereka yang sudah hidup di dalam Kristus, yaitu mereka yang sudah kudus dan setia kepada Tuhan.

3). Efesus 1 : 19 “kehebatan kuasa Tuhan”, yg diberikan Tuhan kepada orang yang percaya dengan sungguh-sungguh. Karena itu supaya kita bisa menikmati semua kekayaan Allah itu, pertama-tama hati kita harus tetap menerima firman Tuhan, kita harus dikuduskan, kemudian kita harus tetap setia melayani Tuhan.

Syarat supaya bisa menerima "kekayaan kasih karunia" dari Tuhan Yesus, kita harus percaya bahwa Yesus lah satu-satunya penebus, satu-satunya Tuhan dan Juruselamat dunia. Sebab sebelum manusia itu ditebus, ia sedang berada di dalam maut, ia hidup dalam dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran. Dan sebelum manusia itu diampuni dosanya sesungguhnya manusia itu jauh dari kebahagiaan, jauh dari kebenaran bahkan jauh dari keselamatan.
Untuk itulah Tuhan Yesus datang ke dunia ini, Ia menunjukkan kekayaan kasih karunia-Nya dengan menjadi penebus bagi semua orang.

Roma 4 : 6 - 8 praktek penebusan itu:

1. Pelanggaran-pelanggaran kita diampuni
2. Dosa-dosa kita ditutupi
3. Kesalahan-kesalahan kita tidak diperhidungkan.


Jika sudah demikian, barulah kita layak disebut berbahagia. Sebanyak apa pun harta kita, setinggi apa pun jabatan kita, bahkan semaju apa pun usaha kita, semua itu tidak bisa memberi kebahagiaan, justru sebaliknya ketakutanlah yang datang. Tetapi setelah pelanggaran kita diampuni, dosa kita ditutupi (=disucikan) dan setelah kesalahan kita tidak diperhitungkan lagi, pada saat itulah kita akan merasakan kebahagiaan dari Tuhan.

Demikian juga supaya kita layak mendapatkan kekayaan kemuliaan dan kehebatan kuasa Tuhan, kita harus hidup suci dan setia mengikuti Tuhan mau pun melayani Tuhan. Kekayaan kemuliaan dan kehebatan kuasa Tuhan itu diberikan tidak kepada sembarang orang, tidak diberikan kepada orang yang masih berdosa, walau pun mereka sudah percaya kepada Yesus tetapi kalau tidak kudus dan kalau tidak setia, maka kekayaan kemuliaan dan kehebatan kuasa Tuhan itu tidak akan pernah dinikmati. Mengapa? Roma 3 : 23 firman Tuhan begitu tegas telah menyatakan bahwa setiap orang yang berdosa itu telah kehilangan kemuliaan ALlah.
Tetapi jika kita mau hidup kudus dan mau setia mengikuti dan melayani Tuhan, maka Tuhan ALlah akan memberikan kekayaan kemuliaan-Nya dan kehebatan kuasa-Nya juga akan dinyatakan di dalam hidup kita. Inilah yang membuat sehingga kita dapat merasakan betapa indahnya hidup dalam persekutuan yang benar, betapa bahagianya jika Kristus sudah tinggal di dalam kita. 2 Korintus 3 : 13 firman Tuhan mengatakan: kita semua (=yang sudah dikuduskan) akan mencerminkan kemuliaan Tuhan, kita akan diubah menjadi serupa dengan gambar Kristus, dalam kemuliaan yagn semakin besar.



“HIDUP ADALAH KRISTUS”


Kamis - 19 Agustus 2010


Manusia jasmani ini tidak bisa masuk ke dalam Allah dan Ia tidak akan mau tinggal didalamnya, kalau masih tetap mempertahankan manusia jasmani, maka sudah jelas tidak akan boleh masuk ke dalam kerajaan sorga. Tetapi syukur kepada Allah, Yesus Kristus telah mati di atas kayu salib untuk menunjukkan kemurahannya yang begitu besar, Tuhan telah lebih dahulu menempatkan diri-Nya dalam kehidupan kita lewat tiga perkara, yaitu:

- lewat firman-Nya = kena mengena dengan MEJA ROTI, yang telah diberikan untuk
menyatakan segala rencana-Nya yang begitu besar di dalam kehidupan manusia berdosa.
- lewat Roh Kudus-Nya = kena mengena dengan PELITA, yang besar fungsinya untuk
menyadarkan manusia dari segala dosa-dosanya supaya berbalik dan datang kepada Tuhan.
- lewat kasih-Nya = kena mengena dengan MEZBAH DUPA, yang telah ditunjukkan
Nya lewat kematian-Nya di kayu salib supaya kita bisa dipersekutukan dengan pribadi-Nya.

Jika sudah demikian barulah bisa disebut “hidup adalah Kristus” sebab Allah telah berkenan untuk menyatakan diri-Nya di dalam kita untuk membaharui kita dari hari kesehari sampai kita segambar dengan Kristus. Efesus 1 : 3 jika hidup adalah Kristus maka kita akan layak menerima “segala berkat rohani” di dalam sorga, yaitu: kekayaan kasih karunia, kekayaan kemuliaan dan juga kehebatan kuasa Allah yang akan dinyatakan dalam pribadi kita. Memang manusia itu pada dasarnya sudah mewarisi dosa sejak dari nenek moyangnya dansudah berada dalam tawanan dosa. Dalam Roma 7 : 24 rasul Paulus mengaku dengan jujurdan berkata: “Aku, manusia celaka! Siapakan yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” Dalam ayat ini rasul Paulus menyebut tubuhnya sebagai “tubuh maut”, ini membuktikan bahwa di dalam tubuh kita sebagai manusia tidak ada yang patut dibanggakan, tidak ada yang istimewa di dalamnya. Kalau rasul Paulus saja berkata demikian, terlebih lagi kita harus mau dengan jujur mengaku bahwa di dalam tubuh kita ini juga tidak ada yang patut dibanggakan. Namun walau pun demikian, dalam Roma 7 : 25 ada satu pribadi yang dapat membebaskan kita dari tubuh maut ini, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib sebagai korban penebusan untuk mengampuni segala dosa yang telah kita lakukan.

DAUD, juga seorang yang mau mengakui segala dosa dan pelanggarannya dengan jujur, iatidak mau menutup-nutupi segala pelanggaran yang telah diperbuatnya.
Kita bisa melihatnya dalam Mazmur 51 : 3 - 7 ketika Daud berdoa kepada Tuhan dengan jujur ia memohon belas kasihan Tuhan menurut kasih setia dan rahmat Tuhan yang besar supaya:
- segala pelanggarannya dihapuskan
- dibersihkan dari segala kesalahannya
- ditahirkan dari segala dosanya


Daud sadar bahwa tidak ada seorang pun yang dapat membersihkan atau mentahirkan dirinya dari dosa, termasuk dirinya sendiri selain pribadi Tuhan Allah. Doa Daud yang patut kita perhatikan: “Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!” Kuasa penebusan itu sanggup membersihkan atau menyucikan dari dosa supaya menjadi tahir dan membasuh sampai menjadi lebih putih dari salju. Seperti Daud dibersihkan dengan hisop, demikian juga kita akan disucikan dari segala dosa dengan darah Yesus Kristus. Hisop itu menunjuk kepada darah Yesus, jadi hanya oleh darah Yesus saja segala dosa dan pelanggaran bisa dibersihkan. Maka untuk mentahirkan kita dari dosa, lebih dahulu Tuhan akan menegor kita sampai ke dalam batin dengan jalan memasukkan firman Tuhan ke dalam hati kita (ayat 8). Firman Tuhan yang kita dengar itu menjadi alat bagi Tuhan untuk mengoreksi sampai ke dalam batin kita, dengan jalan demikian maka Kristus akan diam di dalam kita dan kita di dalam Kristus.



“KITAB KELUARAN”


Kamis - 26 Agustus 2010

Kitab Keluaran bertemakan : Tuhan membawa umat-Nya keluar dari perbudakan di bawa masuk ke tanah perjanjian untuk dijadikan sebagai imam-imam. Kemudian dalam terang Tabernakel kena mengena dengan Halaman, yang berbicara hidup karena iman. Yang dimaksud dengan “hidup karena iman” adalah yang beriman hanya kepada Tuhan Yesus, yang percaya kepada Yesus dan yang mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Yesus yang rela mati di kayu salib sebagai korban tujuannya adalah untuk menebus kita dari segala dosa dan pelanggaran supaya bisa diperdamaikan dengan Allah. Firman Tuhan dalam Roma 3 : 21 - 31 menjelaskan kepada kita manusia itu bisa dibenarkan hanya kalau ia mau beriman kepada Tuhan Yesus. Walau pun semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah namun oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan di dalam Kristus Yesus, yaitu oleh darah-Nya. Jadi Kristus Yesus telah ditentukan menjadi jalan pendamaian karena iman supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya diselamatkan dan dibebaskan dari dosa dan hukum maut.
Maka setiap orang yang sudah masuk ke daerah Halaman, yaitu yang sudah dibenarkan oleh iman, hidupnya ditandai dengan sikap yang benar: “mau diatur, mau dipimpin, mau diarahkan supaya hidup dalam kebenaran.” Puncaknya mau diatur firman Tuhan dalam ibadah dan penggembalaan yang benar, baik pribadinya, nikah atau keluarganya, usahanya, pekerjaannya, pergaulannya, bahkan pelayanannya diatur firman Tuhan.

Bukti jemaat yang benar: ia harus mau diatur dan diarahkan lewat firman Tuhanyang diterima lewat ibadah dan penggembalaan, setia beribadah, setia mengembalikan perpuluhan, setia melayani, dll.

Bukti hamba Tuhan yang benar: ia juga harus mau diatur dan dipimpin oleh firman Tuhan, sekali pun sudah hamba Tuhan tetapi harus tetap tergembala dengan baik.

Mengapa kita sangat memerlukan tanda kelepasan?
supaya kita bisa berjalan dalam pimpinan Tuhan, berjalan dalam kebenaran untuk memperoleh hidup yang kekal. Sebab kalau kita lihat selama bangsa Israel itu masih diperbudak di Mesir, maka mereka tidak mungkin bisa berjalan menuju tanah perjanjian. Demikian juga selama manusia itu belum dilepaskan dari perbudakan dosa, maka sudah jelas ia tidak mungkin bisa berjalan dalam kebenaran dan langkah perjalanannya tidak mungkin menuju sorga.
Maka kalau kita lihat inti kitab Keluaran yang sesungguhnya adalah:
1. Umat-Nya dibebaskan dari perbudakan dosa.
2. Dipelihara dan diatur dalam penggembalaan yang benar.
3. Tuhan mau menempatkan umat-Nya supaya berpusat ke tempat kediaman
Allah yang sesungguhnya.
Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kita harus mensyukuri keselamatan yang telah dikerjakan Tuhan Yesus yang mati di kayu salib. Kematian Tuhan Yesus itu bertujuan untuk menghidupkan manusia yang telah berdosa itu supaya memiliki keselamatan yang pasti. Efesus 2 : 1 - 10 manusia yang telah mati karena pelanggaran dan dosa itu telah dihidupkan kembali bersama-sama dengan Kristus oleh kasih karunia yang telah dikerjakan sepenuhnya oleh Kristus. Kita telah dibangkitkan dan juga telah memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, di dalam kemuliaan-Nya yang kekal.