Rabu, 12 Mei 2010

BIBLE STUDY - M E I 2 0 1 0

“ PERJAMUAN KAWIN ANAK DOMBA”

Bible Study - Kamis 06 Mei 2010


Saudara-saudara, kita sudah melihat bahwa pesta kawin Anak Domba itu adalah pesta yang paling akbar, pesta yang paling meriah, pesta yang paling agung, pesta yang paling besar dari segala pesta yang ada di dunia ini, dan tidak ada satu pesta pun yang bisa menandingi kemegahan pesta kawin Anak Domba ini. Karena itu supaya kita bisa masuk ke dalam pesta kawin Anak Domba ini, kita semua lebih dahulu harus mengalami tanda penebusan dan tanda keubahan hidup. Ini sangat penting. Sebab tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke dalam sorga apalagi menjadi mempelai perempuan Kristus, kalau hidupnya belum mengalami penebusan oleh darah atau oleh korban Kristus.
Perlu kita ketahui bahwa tidak semua orang Kristen yang mengaku percaya kepada Yesus itu sudah mengalami tanda penebusan apalagi tanda keubahan hidup. Memang Yesus sudah mati di atas kayu salib untuk semua orang dan untuk semua bangsa, tetapi korban Kristus ini bisa berlaku dan bisa berguna hanya bagi mereka yang mau menghargainya tentu ditandai dengan sikap yang benar kepada Tuhan. Yaitu datang kepada Tuhan dan menyerahkan seluruh hidupnya supaya diperbaharui oleh kuasa korban Kristus. Kita bisa melihat contoh yang mau menghargai kesempatan dengan sebaik-baiknya, yaitu RUT, seorang perempuan Moab (=latar belakang kafir) dan seorang janda (=punya aib). Tetapi karena ia mau tetap setia mengikuti mertuanya Naomi sampai ke Betlehem, Rut berhasil mengalami penebusan dan puncaknya menjadi istri Boas. Rut ini adalah gambaran gereja Tuhan yang berlatar belakang kafir yang sudah mengalami penebusan oleh korban Kristus dan yang dibentuk menjadi sempurna, yaitu menjadi mempelai perempuan Kristus. Rut berhasil menjadi istri Boas, sebab Naomi sebagai mertua tahu akan kebutuhan yang palig dibutuhkan oleh Rut.
Maka Naomi menawarkan kebahagiaan kepada Rut untuk mencari “tempat perlindungan” yaitu tempat yang bisa memberikan kebahagiaan. Naomi adalah gambaran hamba Tuhan yang bijaksana, yang tahu akan kebutuhan jemaatnya. Supaya jemaat itu bisa berbahagia, kita tidak cukup hanya beribadah, tidak cukup kalau hanya melayani, semua ini memang perlu sebagai wujud kasih kepada Tuhan, tetapi yang paling utama adalah supaya kita bisa masuk ke dalam pesta kawin Anak Domba, inilah tempat yang paling berbahagia tersebut. Sebagai jemaat Tuhan, tidak cukup kalau hanya disebut sebagai jemaat saja, tetapi harus dibawa kepada peningkatan yaitu menjadi sidang mempelai perempuan Kristus supaya layak masuk ke dalam pesta kawin Anak Domba. Rut 3 : 2 Naomi memperkenalkan Boas yang sedang menampi jelai di tempat pengirikan, tepatnya pada malam hari.
Dalam Matius 25 : 1 - 13; Wahyu 19 : 9 firman Tuhan menjelaskan kepada kita bahwa Pesta Kawin Anak Domba itu diadakan tepatnya pada malam hari.
Maka kalau kita lihat Rut sampai berhasil menjadi istri Boas karena sudah mengalami dua kali penebusan, yaitu:

1). Dalam penebusan yang pertama menebusan segala milik pusaka (Rut 4 : 4),
2). Dalam penebusan yang kedua menjadikan Rut sebagai istri Boas (Rut 4 : 9 - 10).

Namun sebelum Rut berhasil menjadi istri Boas, perlu kita lihat dalam Rut 3 : 1 - 3 ada empat (4) hal yang harus dilakukan oleh Rut, yaitu:

1. MANDI = mandi air dan firman (Efesus 5 : 26) artinya limpah dengan firman Tuhan dan selalu berada dalam pimpinan Roh Kudus. Maka Tuhan akan menempatkan kita di hadapan diri-Nya menjadi jemaat yang cemerlang tanpa cacat atau kerut, Tuhan mau menjadikan kita sebagai jemaat yang kudus dan tak bercela. Puncaknya Tuhan mau membawa kita dan menjadikan kita sebagai istri-Nya, menjadi sidang mempelai perempuan Kristus. Arti kata "MANDI" disini juga menunjuk sudah "dibabtis" baik dengan air mau pun dengan Roh Kudus. Galatia 3 : 27 = jika kita sudah dibabtis di dalam Kristus maka kita akan layak mengenakan Kristus, dengan kata lain layak disebut sebagai orang Kristen(=pengikut Kristus).

2. BERURAP = diurapi dengan Roh Kudus, kalau Tuhan sudah mengurapi kita maka hidup kita yang selama ini ditandai dengan cacat cela sekarang cacat cela kita itu sudah diambil sebab Yesus sudah mati di atas kayu salib dan Roh Kudus akan memimpin hidup kita (Roma 8 : 14 - 15). Dan Roh Kudus itulah yang akan membawa kita supaya bisa berseru: "ya Abba, ya Bapa."

3. MEMAKAI PAKAIAN BAGUS = hidup yang sesuai dengan firman Tuhan, yang selalu diterangi oleh firman Tuhan. Wahyu 19 : 8 menjelaskan pakaian bagus itu menunjuk sikap hidup atau perbuatan-perbuatan dari orang-orang kudus. Kolose 3 : 12 - 15 hal-hal yang harus kita kenakan: belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran. Puncaknya: mengenakan kasih, sebab kasih itulah sebagai "pengikat" yang mempersatukan dan menyempurnakan. Maka setiap orang yang sudah memakai pakaian bagus, damai sejahtera Kristus akan memerintah dalam hati kita.

4. PERGI KE TEMPAT PENGIRIKAN = masuk ke dalam penggembalaan yang tepat dan benar yang di dalamnya ada firman pengajaran yang mampu memberi pertumbuhan rohani. Tempat pengirikan itu adalah tempat untuk memisahkan gandum dari tangkainya = berbicara hidup yang sudah dipisahkan dari cara-cara hidup yang lama dan yang duniawi. Maka setiap orang yang sudah masuk ke dalam penggembalaan yang benar, yang di dalamnya ada firman pengajaran, ketajaman firman itulah yang sanggup memisahkan kita dari cara-cara hidup yang lama, kalau dari diri kita sendiri tentu kita tidak mampu. Karena itu masuklah ke dalam ibadah dan penggembalaan yang benar supaya hidupmu beroleh kesempatan untuk dibaharui.

Jadi jelas dari kedua penebusan yang dialami oleh Rut, penebusan yang tertinggi adalah penebusan yang membawa kita masuk ke dalam puncak kebahagiaan, yaitu menjadi mempelai perempuan Kristus, yang sudah ditebus/dibeli dari tiap-tiap suku, bahasa, kaum dan bangsa untuk dimasukkan ke dalam satu tempat yaitu ke dalam pesta kawin Anak Domba, di sanalah kita dapat mengalami puncak kebahagiaan. H A L E L U Y A ........!!!!!!!!



“PERKARA YANG DI ATAS”

Bible Study - Kamis 13 Mei 2010


Saudara-saudara, Tuhan Yesus mati di atas kayu salib = untuk dosa-dosa kita, Yesus bangkit dari antara orang mati = untuk memberikan kuasa dan kemenangan kepada kita.Tidak ada korban lain yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa kecuali oleh korban Kristus. Ibrani 9 : 14 Yesus Kristus telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, dan oleh korban Kristus ini Ia telah menyucikan hati nurani kita dan perbuatan-perbuatan yang sia-sia, yang tujuannya supaya kita bisa beribadah kepada Tuhan dengan tepat dan benar. Dan dalam Ibrani 9 : 22 dikatakan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan, kalau bukan karena korban Kristus tidak mungkin dosa-dosa kita bisa diampuni.
Maka ketika Tuhan Yesus mati, begitu besar penderitaan yang dialami dan begitu mengerikan tetapi Yesus tidak mengelak, Ia sabar menanggung semua itu supaya terjadilah keselamatan itu bagi semua orang. Saudara-saudara, berita tentang kematian dan kebangkitan Kristus ini sangat tidak disukai oleh bangsa Yahudi sehingga mereka mencoba menutup-nutupi dengancara mengatakan mayat Yesus telah dicuri oleh murid-murid-Nya.

Maka berkat yang akan kita alami jika sudah mengalami proses kematian dan kebangkitan:

*Supaya kita mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dalam kemuliaan yang kekal (2 Timotius 2 : 8 - 10).

Maka dalam dalam ayat 8 dikatakan berita tentang kematian dan kebangkitan Kristus menjadi isi pemberitaan Injil yang diberitakan rasul Paulus kepada semua orang supaya diselamatkan. Walau pun Paulus harus mengalami banyak penderitaan, bahkan walau pun ia dibelenggu seperti seorang penjahat, ia tidak mundur tetapi terus saja memberitakan Injil Kristus. Kuasa kematian dan kebangkitan Kristus ini kita alami bukan ketika kita sudah masuk ke dalam sorga, tetapi selagi kita masih di bumi ini kita sudah mengalaminya, dengan syarat: terima firman Tuhan dan hiduplah di dalam kebenaran walau pun harus menanggung banyak penderitaan seperti rasul Paulus.
Kolose 3 : 1 - 4 setiap orang yang sudah mengalami kuasa kematian dan kebangkitan Kristus, ada dua (2) tanda yang akan dimiliki, yaitu:
- MENCARI perkara yang di atas
- MEMIKIRKAN perkara yang di atas.
Yang dimaksud dengan ayat ini ditujukan bukan kepada orang-orang yang sudah mati tetapi kepada orang-orang yang masih hidup, yaitu yang sudah mengalami tanda keubahan hidup yang dikerjakan Tuhan di dalam hidup kita lewat kematian dan kebangkitan-Nya. Dan kalau kita sudah mengalami tanda keubahan hidup, kita akan menerima kuasa supaya bisa disebut sebagai anak-anak Allah (Yohanes 1 : 12) dan hidup kita juga akan tersembunyi bersama dengan Kristus.
LOT adalah contoh atau gambaran orang Kristen yang percaya kepada Tuhan tetapi tidak mencari dan tidak memikirkan perkara yang di atas. LOT tertipu dengan pandangan matanya sendiri yang melihat lembah Zoar sepertinya taman Tuhan, padahal di sana banyak kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Berbeda dengan ABRAHAM, bukan ABRAHAM yang memilih bagiannya, tetapi Tuhan sendiri yang memilih tempat yang terbaik baginya. Mengapa? karena sejak ABRAHAM meninggalkan Ur-Kasdim, ia dengan sungguh-sungguh mengikutTuhan dan kepercayaannya kepada Tuhan sungguh sudah sangat teruji.



“YESUS TERANGKAT KE SORGA”


Kamis - 20 M e i 2010

Ada tiga (3) pertumbuhan yang benar: bertumbuh dalam kebenaran, dalam kesucian dan dalam kesempurnaan, yang berpusat kepada Kristus sebagai Kepala dan sebagai Mempelai Pria Sorga. Itu sebabnya nama Yesus itu adalah nama yang paling besar, nama yang berkuasa atas segala sesuatu, nama yang bisa kita andalkan dalam segala hal. Bukti Yesus adalah Tuhan, bukan saja karena Ia telah mati di atas kayu salib, bukan saja karena Ia telah bangkit dari antara orang mati tetapi karena Ia juga telah naik ke sorga dan akan datang kembali dalam segala kemuliaan-Nya.
Yohanes 14 : 1 - 3 Yesus naik ke sorga tujuannya adalah untuk menyediakan tempat, supaya apabila Ia datang kembali Ia akan membawa kita ke tempat di mana Ia berada. Puncak rencana Tuhan bagi kita semua adalah: supaya di tempat di mana Tuhan Yesus berada di sana juga kita berada. Jika seandainya Yesus tidak naik ke sorga, berarti Yesus itu sama saja dengan manusia biasa, sama saja dengan nabi-nabi, dan yang lebih lagi semua pemberitaan tentang kebenaran itu sia-sia saja sebab tetap saja tidak ada keselamatan yang pasti. Jadi kenaikan Tuhan Yesus ke sorga adalah untuk membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan yang berkuasa, yang mampu memberi kan keselamatan kepada semua orang yang percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamat.
Dalam Yohanes 3 : 13 Tuhan Yesus mengatakan: “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.” Jadi satu-satunya yang telah naik ke sorga adalah Tuhan Yesus Kristus. Maka supaya kita juga bisa naik ke sorga, tentu ada syaratnya yaitu kita harus meninggikan Tuhan Yesus. Yohanes 3 : 14 - 15, Tuhan Yesus mengatakan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Dalam ayat ini Yesus disamakan dengan ular, padahal kita tahu selama ini ular itu sering disebut gambaran Iblis.
Karena itu perlu kita tahu latar belakang/sejarah mengapa Yesus harus ditinggikan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, Bilangan 21 : 4 - 9 penyebabnya adalah karena bangsa Israel tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan, mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa. Akibatnya: Tuhan Allah menyuruh ular-ular tedung memagut bangsa Israel sehingga banyak yang mati.
Sekarang pengalaman bangsa Israel ini adalah gambaran kepada orang-orang Kristen yang:
*suka bersungut-sungut,
**merasa tidak dipelihara padahal dipelihara,
***diberi firman tetapi tidak menghargainya.
Mengata-ngatai baik Allah mau pun hamba Tuhan akibatnya sangat fatal, menjadi makanan empuk bagi Iblis. Itu sebabnya setiap orang yang tidak menghargai firman penggembalaan, yang merasa tidak diberkati oleh firman Tuhan, yang tidak merasakan pemeliharaan dari Tuhan, akan mati dipagut ular, akan mati rohani. Maka dalam Bilangan 21 : 8 jalan keluar supaya jangan mati, Tuhan memerintahkan supaya Musa membuat ular dari tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang, supaya setiap orang yang memandang kepada ular tembaga tersebut maka tetaplah ia hidup. Walau pun bisa ular itu sangat berbahaya, tetapi kalau sudah memandang kepada ular tembaga, maka ia akan tetap hidup. Demikian juga setiap orang yang sudah mati karena dosa dan pelanggaran, akan tetap hidup, asal mau memandang dan meninggikan Tuhan Yesus Kristus, Ia sudah mati, bangkit dan hidup kembali, bahkan Ia juga sudah naik ke sorga untuk menyediakan tempat yang indah bagi kita semua.
Haleluya........!!


“YESUS TERANGKAT KE SORGA”

Kamis - 27 M e i 2 0 1 0


Sebagaimana telah kita lihat pada minggu yang lalu karena bangsa Israel tidak dapat lagi menahan hati, akhirnya mereka berkata-kata (=bersungut-sungut) melawan Allah dan Musa. Akibatnya Tuhan memerintahkan ular-ular tedung memagut sehingga banyak dari antara mereka yang tewas sebab bisa/racun ular tedung itu sangat berbahaya. Kalau ular mamagut manusia, biasanya yang paling cepat diserang adalah "hati" dan kalau hati sudah diserang maka organ tubuh yang lain juga pasti mengalami akibat yang fatal sampai menimbulkan kematian.
Sikap bangsa Israel yang menentang Allah dan Musa ini tidak boleh masuk dalam hidup kita, kita harus membuang jauh-jauh sikap yang suka bersungut-sungut, yang merasa tidak dipelihara, merasa tidak diberkati, bahkan muak akan akan firman Tuhan. Bilangan 21 : 8 jalan keluar supaya jangan mati dipagut ular: Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang supaya setiap orang yang memandangnya akan tetap hidup. Dalam Yohanes 3 : 14 Tuhan Yesus mengatakan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun demikian juga Anak Manusi harus ditinggikan.
Ini berbicara pekerjaan Yesus yang dikerjakan-Nya setelah Ia naik ke sorga. Kalau Yesus sudah ditinggikan, maka Yesus akan mencurahkan Roh Kudus-Nya ke dalam hati untuk menguatkan, untuk menghiburkan bahkan untuk menyatakan bahwa kuasa kematian dan kebangkitan Kristus itu sungguh-sungguh luar biasa.
Efesus 1 : 19 - 21
firman Tuhan mengatakan betapa hebat kuasa Tuhan Yesus bagi setiap orang yang mau percaya kepada-Nya, yaitu yang sudah mengenal Dia dalam kuasa kematian dan kebangkitan-Nya dan yang dilanjutkan kembali dengan kenaikan-Nya ke sorga. Maka sekali pun racun ular itu sangat berbahaya, sekali pun Iblis selalu menggoda untuk berbuat dosa, kalau mau meninggikan Tuhan Yesus, maka Ia akan memberikan Roh Kudus-Nya di dalam hati kita. Setiap orang yang mau meninggikan Tuhan Yesus akan hidup.
Saudara-saudara, kalau kita lihat dalam Kisah Para Rasul 1 : 9 - 11 yang bisa menyaksikan Yesus terangkat ke sorga tidak banyak, hanya kesebelas murid ditambah dengan beberapa orang perempuan. Tidak sebanding ketika Yesus ditangkap dan diadili, seluruh Yerusalem gempar dan mereka juga turut mengatakan: “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Namun ketika Tuhan Yesus naik ke sorga tidak banyak orang yang bisa menyaksikannya. Ini juga satu nubuatan, bahwa pada kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali tidak banyak orang yang bisa menyaksikan kedatangan-Nya. Yang bisa menyaksikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali adalah gereja Tuhan yang sudah dipulihkan, yang punya bobot rohani, yaitu mereka yang setia beribadah, setia melakukan firman Tuhan dan setia melayani.
Contoh: ELISA berhasil mendapat dua bagian dari roh ELIA, karena Elisa mau mengikut ke mana saja Elia pergi, mulai ke Gilgal, ke Betel, ke Yerikho dan ke sungai Yordan. Elia yang naik ke sorga adalah gambaran Kristus yang telah naik ke sorga, sedangkan Elisa adalah gambaran gereja Tuhan yang berhasil mengikuti gerak firman Tuhan, yang berhasil meninggikan Tuhan Yesus. Elisa bukan hanya mendengar, tetapi ia juga dengan setia mengikuti Elia. Ini adalah suatu gambaran, supaya kita berhasil dipenuhi dengan Roh Kudus, kita juga harus setia mengikuti Tuhan, setia melakukan firman-Nya dan tetap setia dalam ibadah dan pelayanan.
Maka Tuhan akan mengurapi kita dengan memberikan Roh Kudus-Nya:
*untuk memeteraikan kita sebagai tanda milik Kristus
**Roh Kudus itu akan menjadi jaminan dari semua yang telah disediakan Tuhan untuk kita (2 Korintus 1 : 21 - 22)