Selasa, 08 September 2009

Bible Study - September 2009

“BUAH KEBENARAN DAN KEADILAN”

Kamis, 03 September '09


Hubungan yang benar dengan Tuhan adalah hubungan karena mendengar dan melakukan firman Tuhan. Kalau tidak mau melakukan firman Tuhan, walaupun ia orang Kristen bahkan walaupun ia melayani Tuhan, tetap saja hidupnya tidak akan berkenan kepada Tuhan. Lukas 11 : 27 - 28 ada orang yang memuji ibu Tuhan Yesus, tetapi dengan tegas Tuhan Yesus berkata bahwa yang berbahagia adalah mereka yang mau mendengar dan melakukan firman Tuhan. Kemudian dalam Markus 7 : 21 - 23 dapat kita lihat, banyak orang berhasil berseru kepada Tuhan: “Tuhan, Tuhan” tetapi tidak berhasil masuk ke dalam kerajaan sorga (ayat 21). Banyak orang berhasil melayani dengan karunia-karunia yang besar, seperti bernubuat, mengusir setan dan mengadakan banyak mujizat, tetapi tidak berhasil dikenal oleh Tuhan, bahkan ia ditolak Tuhan. Penyebabnya: karena tidak mau melakukan firman Tuhan dengan setia. Ibrani 2 : 1 - 2, firman Tuhan mengingatkan kita harus lebih teliti memperhatikan apa yang telah kita dengar supaya jangan hanyut dibawa arus, sebab setiap pelanggaran dan ketidaktaatan akan mendapat balasan yang setimpal. Kolose 1 : 10 karena mau mendengar dan melakukan firman Tuhan, maka Injil itu berbuah di dalam hidup jemaat yang mau melakukannya, bahkan bisa menjadi layak dihadapan Tuhan serta berkenan kepada-Nya. Yesaya 1 : 19 janji firman Tuhan kepada setiap orang yang mau menurut dan mau mendengar firman Tuhan : akan memakan hasil baik dari negeri. Tetapi sebaliknya, jika tidak mau menurut firman Tuhan, melainkan melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang. Jika kita tetap setia beribadah kepada Tuhan dan tetap menjaga kesucian hidup, maka ada tiga (3) berkat rohani yang akan disediakan Tuhan bagi kita, yaitu:
1). Efesus 1 : 13 - 14 = Tuhan menyediakan firman kebenaran (=pelita), hidup kita akan penuh dengan buah-buah kebenaran yang sangat berkenan kepada Tuhan.
2). Efesus 3 : 4 - 6 = Tuhan menyediakan firman yang dibukakan rahasianya (=Meja Roti), hidup kita akan penuh dengan keadilan yang diakibatkan oleh firman Tuhan tersebut.
3). Efesus 3 : 16 - 21 = kita mendapat kesempatan berdoa dan menyembah, persekutuan kita dengan Tuhan semakin erat, tidak dapat dipisahkan lagi.
Jadi supaya bisa menghasilkan buah-buah yang benar, kita harus mau ditempatkan di Ruangan Suci, dengan cara menerima firman Tuhan, hidup di dalam kuasa dan pimpinan Roh Kudus dan senantiasa berdoa dan menyembah Bapa dalam Roh dan Kebenaran. Inilah yang menjadi kerinduan Tuhan di dalam hidup kita. Tetapi sebaliknya, kalau hidupnya tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, maka ia tidak mungkin bisa berkenan kepada Tuhan. Matius 15 : 12 - 14 Yesus berkata bahwa setiap tanaman yang tidak di tanam oleh Bapa, akan dicabut dengan akar-akarnya, Tuhan sendiri yang mencabutnya dan tidak akan membiarkan satu akarpun yang bisa hidup. Pada minggu-minggu yang lalu, akar yang dicabut itu menunjuk "adat istiadat dari nenek moyang" yang masuk ke dalam ibadah dan pelayanan. Markus 7 : 7 kalau tetap terikat dengan adat istiadat, dengan tegas Tuhan Yesus berkata: "Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." Jadi adat istiadat itu adalah ajaran manusia, berasal dari manusia, bukan dari Allah, jadi tidak boleh masuk ke dalam gereja untuk diajarkan kepada orang. Kalau masuk, maka sekalipun datang beribadah, namun ibadahnya itu tidak akan berkenan kepada Allah. HALELUYA....!!!


“MEMELIHARA KASIH PERSAUDARAAN”


Kamis - 10 September 2009

Ibrani 13 : 1 - 6 = memelihara kasih persaudaraan harus terus menerus, bagaikan gelombang yang bergulung-gulung, terus menerus tanpa putus-putusnya. Seperti ombak yang bergulung-gulung, demikianlah kasih itu jangan sampai putus apalagi sampai habis. Memelihara kasih persaudaraan itu sama artinya dengan berfiladelfia, hidup bersama dalam kasih persaudaraan yang tulus iklas yang dikerjakan sepenuhnya oleh firman Tuhan. Memelihara kasih persaudaraan bukan hanya kepada sesama jemaat Tuhan, bukan hanya kepada keluarga, tetapi kita juga harus mampu menunjukkannya kepada semua orang.
Ibrani 13 : 2 = prakteknya suka memberi tumpangan kepada orang lain. Firman Tuhan mengatakan kita memang masih hidup di dunia ini, tetapi sekalipun demikian kita harus mampu memelihara kasih persaudaraan ini dan jangan sampai memperlakukan orang lain dengan sewenang-wenang. Efesus 2 : 11 - 12 mengatakan kita sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat, hidup tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel, tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan Allah, tanpa pengharapan dan tanpa Allah. Tetapi sekalipun demikian, ada satu pribadi yang berkenan mengangkat derajat hidup kita, yaitu Yesus Kristus. Sebab oleh Yesus Kristus dan oleh darah-Nya, kita “yang dahulu jauh” sekarang telah menjadi “dekat”. Artinya: oleh darah Kristus, kita dapat mengamalkan kasih persaudaraan dengan baik sehingga tidak ada lagi perbedaan yang seorang dengan yang lain, dan tidak ada perbedaan golongan atau suku, sebab oleh darah Kristus, kita semua menjadi sama.
Karena itu supaya kita dapat memelihara kasih persaudaraan ini dengan baik dan bisa ber Filadelfia yang seorang dengan yang lain, kita harus meneladani sikap Kristus. 1 Petrus 2 : 19 - 21 menjelaskan kita harus mampu menderita karena berbuat baik, dengan sadar menanggung penderitaan yang seharusnya tidak kita tanggung. Ini baru namanya sikap yang baik. Sebab jika kita sudah mampu hidup demikian, maka segala perbuatan yang kita lakukan itu merupakan kasih karunia pada Allah.
Yesus itu adalah Adam yang akhir, maka semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus (1 Korintus 15 : 22). Sebaliknya kalau masih tetap mewarisi sifat Adam yang pertama, maka akan berakhir kepada dosa dan maut, sebab di dalamnya tidak ada kasih persaudaraan. Pengkhotbah 3 : 18 - 22 menjelaskan kepada kita nasib manusia sama dengan nasib binatang, kedua-duanya menuju ke satu tempat, dan terjadi dari debu. Inilah keadaan manusia yang mewarisi sifat/DNA Adam yang pertama. Tetapi jika kita sudah mewarisi sifat/DNA Yesus, maka kita akan beroleh kemenangan sebab Yesus sebagai Adam yang akhir telah menaklukkan maut, sehingga setiap orang yang hidup dalam kebenaran akan hidup bersama dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya.


“T A N D A D A R A H”

Kamis - 17 September 2009


Dalam kitab Perjanjian Baru ada dua kitab yang banyak berbicara tentang iman, yaitu kitab Roma dan kitab Yakobus. Dalam terang Tabernakel, kitab Roma kena mengena dengan Mezbah Korban Bakaran, sedangkan kitab Yakobus kena mengena dengan Tudung Tabernakel yang paling dalam. Jadi inti dari kedua kitab ini adalah berbicara tentang iman, yaitu iman yang dapat membetulkan dan membenarkan hidup kita di hadapan Allah dan juga yang dapat membawa kita kepada kesempurnaan. Walaupun Allah itu dikatakan maha baik, maha kuasa, penuh kasih dan kemurahan, tetapi untuk membetulkan hidup kita, Tuhan sudah punya cara tersendiri, yaitu harus tetap lewat iman, yaitu beriman kepada Yesus Kristus. Caranya: terima Darah Yesus, percaya kepada Yesus dan lakukan firman-Nya dengan taat dan setia. Sebesar apapun usaha manusia untuk membetulkan dirinya dengan maksud supaya bisa hidup berkenan kepada Tuhan, tetapi kalau tidak beriman kepada Yesus Kristus, maka semua usahanya itu hanya sia-sia saja, tetap saja ia tidak akan mampu untuk memperbaiki/ membetulkan dirinya.
Sebagai contoh kita bisa melihat tentang kehidupan bangsa Israel. Sejak dalam Perjanjian Lama, Tuhan Allah sudah banyak memberikan hukum supaya lewat hukum itu bangsa Israel dapat memiliki rasa takut akan Allah dan dapat beribadah dengan benar. Tetapi kalau kita lihat dalam Roma 9 : 30 - 33, firman Tuhan menjelaskan bagaimana sikap dan perbuatan bangsa Israel, mereka memang berusaha mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tetapi pada hakekatnya mereka tidak sampai kepada hukum itu. Mengapa mereka tidak dapat sampai kepada hukum tersebut? Jawabannya: karena bangsa Israel mengejar hukum itu bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Setiap orang yang mencoba mengejar hukum tetapi kalau tidak beriman kepada Yesus Kristus, usahanya itu hanya sia-sia saja, beriman kepada Yesus harus disertai dengan sikap dan perbuatan yang benar. Bangsa Israel ini menjadi contoh usaha manusia yang mencoba memperbaiki/membetulkan diri dengan usaha sendiri, tetapi gagal total. Saudara-saudara, dalam Yehezkiel psl 9 firman Tuhan telah menubuatkan apa yang akan terjadi pada zaman akhir ini, Tuhan Allah akan menghukum kota yang tidak takut akan Tuhan. Tuhan Allah sendiri yang akan memerintahkan enam orang laki-laki, masing-masing dengan alat pemukul ditangannya untuk memukul dan membinasakan orang-orang yang tidak memiliki tanda, tetapi satu diantara mereka berpakaian lenan dan disisinya terdapat suatu alat penulis, ditugaskan untuk memberikan tanda kepada orang-orang yang berkeluh kesah. Kalau kita lihat ayat ini, Tuhan Allah mengijinkan lebih banyak yang merusak manusia daripada yang tidak merusak, lebih banyak yang menyesatkan dari pada yang tidak menyesatkan = enam banding satu. Ini nubuatan firman Tuhan tentang keadaan yang akan terjadi pada akhir zaman ini, bahwa pada zaman akhir ini akan lebih banyak yang merusak dari pada yang memperbaiki, pengajaran sesat lebih banyak dari pada yang benar, dst. Kita perhatikan dengan baik, ayat 4 pekerjaan orang yang memegang alat penulis itu adalah untuk menuliskan “huruf T” pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah = menunjuk kepada gereja Tuhan yang sudah memiliki “tanda darah”. "huruf T" = berbicara salib Kristus. Jadi setiap orang yang sudah memiliki tanda “tanda huruf T” atau yang sudah memiliki “tanda darah” tidak akan dibinasakan bahkan disinggungpun tidak boleh. Inilah berkat khusus bagi gereja Tuhan yang sudah memiliki tanda darah. Tetapi setiap orang yang tidak diberi tanda “huruf T” akan diikuti oleh keenam orang tersebut dan akan memukul mereka sampai mati, baik orang-orang tua, teruna-teruna, dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, mereka semua akan di bunuh dan dimusnahkan. Karena itu, bagaimana caranya supaya kita benar-benar memiliki “tanda huruf T” ataupun “tanda darah”? Jawabannya ada dalam Keluaran 24 : 7 & 8, yaitu dalam diri kita harus ada satu sikap/komitmen untuk “mendengar” dan “melakukan” segala perintah Allah. Setelah kita mau mengambil sikap mendengar dan melakukan segala firman Tuhan, barulah Tuhan akan menaruh tanda itu dalam diri kita, darah-Nya akan disiramkan kepada kita menjadi tanda sebagai milik kepunyaan Tuhan sendiri. sSama seperti bangsa Israel, setelah mereka mengambil sikap mendengar dan melakukan segala firman Tuhan, barulah Musa mengambil darah dan menyiramkannya kepada bangsa Israel. Musa berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman ini." Jadi tanda darah itu adalah tanda perjanjian antara Tuhan ALlah dengan kita sebagai umat-Nya. Kalau belum memiliki tanda darah, berarti kita belum layak disebut sebagai umat Allah. Karena itu supaya kita layak disebut sebagai umat Allah, kita juga harus punya sikap mendengar dan melakukan firman Tuhan supaya Tuhan memberikan tanda darah tersebut pada kita. HALELUYA...!!!