Kamis, 10 Desember 2009

Bible Study - Desember 2009

“LEBIH DARI PEMENANG”

Kamis - 03 Desember 2009

Wahyu 21 : 7 yang menang akan memperoleh hidup yang kekal di dalam sorga, layak menjadi sidang mempelai perempuan Kristus. Tetapi kalau tidak menang, akan masuk ke dalam kematian yang kedua, yaitu di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Maka kalau kita lihat firman Tuhan dalam Wahyu pasal 6 pembukaan ketujuh meterai berbicara tentang pembukaan rahasia-rahasia tentang akhir zaman maupun tentang rahasia kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kalinya.
METERAI = penutup suatu rahasia. Yang sanggup membuka meterai hanyalah Anak Domba, yaitu pribadi Tuhan Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria sorga. Wahyu 5 : 3 - 5 firman Tuhan menjelaskan tidak ada seorangpun yang dapat membuka ketujuh meterai, termasuk rasul Yohanes sendiri, walaupun ia rasul yang paling dikasihi Yesus, tidak dapat melihat bagian dalamnya. Pribadi Yesus itu digambarkan sebagai “singa dari suku Yehuda”, yaitu tunas Daud yang telah menang, disebut menang karena Yesus telah mati dan bangkit kembali, IA telah mengalahkan maut untuk selama-lamanya.
Wahyu 5 : 9 Yesus layak menerima gulungan kitab dan membuka ketujuh meterainya karena:
*Yesus telah disembelih
(=mengalami proses kematian, IA mati bukan karena dosa-Nya sendiri tetapi sebagai korban pendamaian yang memperdamaikan kita dengan Allah).
**Yesus telah bangkit
(=setelah mati, Yesus bangkit kembali pada hari yang ketiga mengalahkan maut supaya kita beroleh kehidupan bersama dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya).
Maka supaya kita bisa menang, kita harus mengikuti yang telah menang yaitu Yesus Kristus, Dialah yang harus kita teladani dan kita ikuti supaya kita berhasil lebih dari orang-orang yang telah menang. Sebab jika tidak mau mengikuti yang telah menang, maka tidak mungkin bisa menang mengalahkan dosa, tidak mungkin bisa menjadi pemenang. Sebab pemimpin yang kita ikuti itu menjadi penentu menang atau tidak, menjadi lebih dari pemenang ditentukan dengan pemimpin yang kita ikuti. Sekarang ini sudah saat-saat akhir menjelang kedatangan Tuhan Yesus Kristus, akhir dari akhir zaman. Maka pada langkah-langkah terakhir ini kita harus berjuang lebih sungguh-sungguh melakukan apa yang menjadi kehendak Allah, yaitu hidup di dalam ibadah dan pelayanan yang benar.
Wahyu 2 : 1 - 7 suatu teguran yang begitu keras kepada jemaat di Efesus karena mereka tidak lagi melakukan apa yang semula telah mereka lakukan dan karena mereka telah meninggalkan kasih yang mula-mula. Padahal dalam ayat 2 - 3 jemaat di Efesus ini adalah jemaat yang berjerih payah dalam mengikuti Tuhan, dan yang selalu bertekun. Tetapi karena mereka telah meninggalkan kasih yang mula-mula, firman Tuhan begitu keras menegor dan mencela mereka: betapa dalamnya engkau telah jatuh.
Maka Tuhan Allah menasehatkan supaya mereka bertobat dan melakukan lagi apa yang semula telah mereka lakukan, yaitu beribadah dan melayani Tuhan. Jika menang, maka jemaat di Efesus akan masuk ke taman Firdaus Allah dan akan diberi makan dari buah pohon kehidupan. Tetapi jika tidak menang, maka Tuhan ALlah akan mengambil kaki dian dari tempatnya, artinya: tidak diberi kesempatan lagi baik untuk beribadah maupun melayani Tuhan.
Penjahat yang di sebelah kanan salib Tuhan Yesus, pada detik-detik terakhir dari kematiannya sempat mengakui Yesus sebagai Raja. Kalau yang di sebelah kiri mengejek, tetapi yang di sebelah kanan ini justru mempergunakan waktu dan kesempatan dengan sebaik-baiknya, ia berkata kepada Yesus: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” (Lukas 23 : 39 - 43).
Seorang yang sedang berada pada detik-detik kematian sanggup mengaku Yesus sebagai Raja , ini bukan pekerjaan yang mudah tetapi merupakan pengenalan yang sangat luar biasa,. Sebab biasanya orang yang sedang berada dalam penderitaan suka sekali bersungut-sungut, tetapi orang yang di sebelah kanan Tuhan Yesus ini sanggup mengaku Yesus sebagai Raja. Jika mengaku Yesus sebagai Raja sama dengan mengaku Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga yang akan menikah dengan mempelai perempuan-Nya (Wahyu 19 : 6 - 8). Sebab dalam Hosea 2 : 18 - 19 puncak rencana Tuhan bagi kita adalah : Allah mau menjadikan umat-Nya sebagai istri-Nya dalam keadilan dan kebenaran dalam kasih setia dan kasih sayang. Tujuannya: supaya kita dapat mengenal Kristus dengan tepat dan benar, bukan hanya sebagai Tuhan dan Juruselamat saja tetapi lebih dari pada itu sebagai Mempelai Pria Sorga.
Yesaya 62 : 4 - 5
kalau kita sudah jadi mempelai perempuan Kristus, akan disebut:
1). yang tidak ditinggalkan suami,
2). yang tidak sunyi, dan
3). yang berkenan kepada Allah.
Maka dalam ayat 6 khusus kepada mempelai perempuan, Tuhan menempatkan pengintai-pengintai untuk melindungi mempelai-Nya itu sepanjang hari dan sepanjang malam. Gereja Tuhan yang jadi mempelai perempuan itu puncaknya akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban kerajaan. Inilah penampilan gereja Tuhan yang jadi pemenang, yang telah diberi kemenangan oleh Kristus sebagai pemimpin yang sanggup memberikan kemenangan. Haleluya...!!



“LEBIH DARI PEMENANG”

Bible Study - Kamis 10 Desember 2009


Saudara-saudara, dalam setiap kemenangan ada berkat besar yang tersimpan di dalamnya, asal kita tetap tekun dan tetap setia melakukan segala perintah Allah. Sama seperti firman Tuhan kepada ketujuh jemaat dalam kitab Wahyu pasal 2 & 3, firman Tuhan selalu mengatakan: “Barangsiapa menang” ini merupakan janji Tuhan kepada setiap orang yang mau menekuni firman Tuhan, di mulai dari jemaat di Efesus sampai kepada jemaat di Laodikia, baik jemaat yang bobrok rohaninya sampai kepada jemaat yang bertumbuh rohaninya. Gereja Tuhan yang menang, kepada merekalah Tuhan akan menepati segala janji-Nya, Tuhan akan menunjukkan dan memberikan apa yang menjadi upah yang layak mereka terima. Inilah janji Allah kepada Yosua dan bangsa Israel dalam kitab Yosua 1 : 7 - 8, jika tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, jika selalu merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam, atau dengan kata lain jika tetap setia melakukan apa yang berkenan kepada Tuhan, maka dua hal ini akan kita alami, yaitu:
  1. perjalanan kita pasti akan berhasil
  2. akan tetap beruntung ke manapun kita pergi (=melangkah).
Mengapa?
Sebab Tuhan ada dipihak kita yang selalu siap sedia memberikan kemenangan yang besar.
Karena itu, sebagai jemaat Tuhan, mari kita perhatikan peringatan-peringatan Tuhan kepada ketujuh jemaat yang ada dalam kitab Wahyu pasal 2 & 3 tersebut supaya kita dapat mengambil keputusan yang tepat dan benar, tidak terombang-ambing oleh cara-cara atau sifat-sifat sesama jemaat Tuhan. Salah satu yang perlu kita perhatikan, kepada jemaat di Tiatira firman Tuhan begitu tegas menegor dan mengoreksi keadaan mereka: supaya jangan sesat.
Mengapa demikian?
sebab di sana ada seorang yang bernama IZEBEL yang membawa kesesatan supaya berbuat zinah dan supaya makan persembahan-persembahan berhala yang menjijikkan hati Tuhan. Dalam Wahyu 2 : 20 kita bisa melihat sasaran penyesatan itu pertama-tama ditujukan kepada pemimpin-pemimpin rohani, sebab jika pemimpin-pemimpin rohani sudah sesat, maka dengan mudah pula jemaat-jemaat yang dipimpinnya disesatkan. Izebel ini adalah istri raja Ahab, seorang perempuan Sidon yang membawa dewa-dewanya dan nabi-nabinya ke Israel, inilah yang membuat sehingga raja Ahab sendiri maupun orang Israel terseret kepada penyembahan yang salah, yaitu menyembah kepada dewa Baal. Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kita harus tetap waspada sebab penyesatan ini memiliki perkembangan yang sangat cepat, di mulai dari satu pribadi, berlanjut kepada satu keluarga, berlanjut kepada satu bangsa dan terus akan berlanjut kepada semua bangsa-bangsa di dunia ini. Kalau penyesatan itu dapat berkembang, maka untuk mengimbangi penyesatan itu kita harus punya sikap yang tepat dan benar, yaitu:
harus tetap mengikuti perkembangan firman Tuhan dalam bentuk firman pengajaran mempelai yang Alkitabiah.
Sebab jika kita sudah setia mengikuti perkembangan firman pengajaran ini, maka kita akan dapat mengenal Tuhan dengan tepat dan benar, bahkan kita akan semakin dibentuk dan dipersiapkan dalam segala hal untuk menyongsong kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Yesaya 2 : 2 - 3, supaya jangan sesat firman Tuhan menghimbau supaya kita datang ke bukit Sion. Mengapa harus ke bukit Sion? sebab di bukit Sion ada firman pengajaran. Khusus pada hari-hari terakhir, yaitu menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya akan ada suara (yaitu firman Tuhan) yang akan menghimbau: “Mari kita naik ke gunung Sion, ke rumah Allah Yakub” tujuannya adalah:
  1. supaya Tuhan mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya
  2. supaya kita dapat berjalan menempuhnya (= jalan dalam terang firman Tuhan).
Mengerti jalan Tuhan menjadi kunci utama supaya kita bisa menang.
Sebab kalau seseorang itu sudah salah arah (=sudah sesat) apalagi sudah sempat menekuni kesesatan ini, maka sangat sulit untuk kembali kepada kebenaran, sulit melepaskan diri dari tangan iblis. Maka dalam Wahyu 2 : 21 sebenarnya kepada jemaat di Tiatira ini sudah diberi kesempatan/waktu supaya bertobat dari zinahnya, tetapi sayang mereka tidak mau bertobat. Akibatnya: Tuhan melemparkan mereka ke atas ranjang orang sakit dan ke dalam kesukaran yang besar, yaitu masuk ke dalam aniaya antikristus.
Tetapi kepada jemaat-jemaat yang lain, yaitu jemaat yang tidak terseret kepada kesesatan yang tidak menyelidiki apa yang disebut seluk beluk iblis, Tuhan berjanji tidak akan menanggungkan beban lain. Kepada jemaat di Tiatira yang menang Tuhan akan mengaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa untuk memerintah dengan tongkat besi, dan Tuhan juga akan mengaruniakan bintang timur.
Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kita harus mengetahui bahwa pada zaman akhir ini bahaya yang paling besar yang sedang mengancam pertumbuhan rohani, baik sebagai hamba-hamba Tuhan terlebih lagi sebagai jemaat-jemaat, adalah bahaya penyesatan. Sehingga dalam Matius 24 ketika Tuhan Yesus memberitahukan kepada murid-murid-Nya tentang tanda-tanda akhir zaman dan tanda-tanda kesudahan dunia, salah satu yang paling ditekankan adalah tentang bahaya penyesatan. Maka khusus tentang bahaya penyesatan ini, Tuhan Yesus menekankan: supaya kita tetap “WASPADA”, ini berarti kita harus tetap waspada supaya jangan sampai disesatkan oleh pengajaran-pengajaran yang palsu. Sebab sebelum Tuhan Yesus datang kali yang kedua, banyak orang akan datang dengan memakai nama Tuhan dengan maksud untuk menyesatkan banyak orang (Matius 24 : 4 - 5). Kalau tidak hidup di dalam ibadah dan penggembalaan yang benar, maka bahaya penyesatan ini akan masuk dan merusak iman anak-anak Tuhan. Terhadap penyesatan tidak ada seorang pun yang bisa kebal, baik itu hamba-hamba Tuhan apalagi yang namanya jemaat, tidak ada seorang pun yang bisa kebal terhadap penyesatan. Karena itu kunci supaya jangan sesat: terima firman pengajaran mempelai Alkitabiah, yaitu firman yang telah dibukakan rahasianya. Firman Tuhan yang telah dibukakan rahasinya akan membukakan mata rohani kita dan akan memberikan pengertian yang benar sehingga kita dapat mengeikuti Tuhan dengan benar dan tidak akan kalah terhadap penyesatan ini. HALELUYA ... !!!


“LEBIH DARI PEMENANG”

Bible Study - Kamis, 17 Desember 2009

Ruangan Maha Suci berbicara tentang kesempurnaan Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga, tempat di mana Ia akan menyatu dengan gereja-Nya yang telah disempurnakan menjadi sidang mempelai perempuan-Nya. Ruangan Maha Suci ini tidak bisa terlepas dari percikan darah yang dibawa mulai dari Mezmah Korban Bakaran sampai ke depan Tabut Perjanjian, di mana Peti dan tutup pendamaian diperciki dengan darah. Darah inilah juga yang bisa menyucikan gereja Tuhan supaya layak menyatu dengan Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga. Dapat kita lihat dalam Wahyu 7 : 14 pakaian kita bisa menjadi putih karena sudah dicuci dengan darah Anak Domba. Pakaian ini berbicara perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus setelah menerima percikan darah Kristus (Wahyu 19 : 8).
Pakaian putih ini harus kita miliki, sebab pakaian putih ini menjadi penentu supaya kita layak berdiri dihadapan tahta Allah dan melayani Dia di Bait Suci-Nya (ayat 15). Karena itu, supaya kita berhasil memiliki pakaian yang putih ini, ada sikap yang harus kita miliki, yaitu: jangan kompromi dengan yang namanya dosa. Karena itu kalau kita lihat dalam kitab Wahyu 3 : 1 - 6 firman Tuhan memperlihatkan kepada kita, bahwa di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya, yang tidak kompromi dengan dosa, karena itu, mereka layak berjalan dengan Tuhan dalam pakaian putih. Padahal kalau kita lihat keadaan jemaat di Sardis, mereka dikatakan hidup padahal mati, mereka adalah jemaat yang sudah hampir mati dan tidak ada satupun dari pekerjaan mereka yang didapati Tuhan sempurna. Tetapi justru dalam keadaan yang demikianlah masih ada beberapa orang dari antara jemaat di Sardis yang berhasil menang, berhasil memiliki pakaian putih yang telah dicuci dengan darah Anak Domba.

Kuncinya: mendengar dan lakukan firman Tuhan.

Abraham, setelah dipanggil Allah ke luar dari Ur-Kasdim tidak langsung meresponi firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Dalam Kejadian psl 12, setelah Allah berfirman memang Abraham langung ke luar dari Ur-Kasdim tetapi ada yang kurang dilakukan, yaitu pada waktu Abraham ke luar, LOT juga turut serta bersama dengan Abraham. Padahal Allah sudah berfirman supaya Abraham pergi bukan hanya meninggalkan negerinya, tetapi termasuk juga meninggalkan sanak saudaranya, yang disuruh ke keluar hanya Abraham dan istrinya, tidak termasuk dengan LOT. Dalam hal ini Abraham masih kompromi dengan saudaranya. Inilah yang membuat sehingga lama sekali Allah baru mau berfirman kepada Abraham untuk melanjutkan rencana-Nya. Tetapi setelah dalam psl 13, yaitu setelah LOT berpisah dari Abraham, barulah Tuhan berfirman kepada Abraham untuk melanjutkan janji-Nya, baik untuk memberikan berkat maupun tentang keturunan.
Saudara-saudara, orang yang sudah rohani harus berbeda dengan orang yang tidak rohani demikian juga dalam hal pandangan orang yang rohani itu harus berbeda dengan orang yang tidak rohani. Dalam Kejadian 13 : 10 - 13 pandangan LOT = memandang Sodom dan Gomora seperti taman Tuhan, sepertinya indah memberi harapan. Memang Sodom dan Gomora itu banyak airnya (=subur) tetapi yang menjadi masalah adalah orang-orang yang ada di Sodom dan Gomora itu adalah jahat-jahat, tidak ada rasa takut akan Tuhan. Inilah yang mempengaruhi kehidupan LOT. Maka sekalipun LOT itu sudah kaya, pandangannya masih saja tamak, tidak pernah puas dengan apa yang sudah ada padanya, sehingga LOT dan keluarganya tidak ada satu pun yang berkenan kepada Allah.
Tetapi pandangan Abraham setelah ia berpisah dengan LOT berhasil memiliki pandangan yang baik. Kalau pun Tuhan berfirman “Pandanglah sekekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan ke barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kau lihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.” (lihat ayat 14 - 18) Abraham memandang bukan karena mengikuti pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang mengarahkan pandangannya untuk memandang kepada janji yang telah disediakan Tuhan kepadanya dan kepada keturunannya. Abraham itu benar-benar memiliki pandangan yang benar, berhasil memandang tempat yang telah dijanjikan Tuhan kepadanya.
Inilah juga yang harus menjadi kerinduan kita sebagai jemaat Tuhan, kita harus berhasil memiliki pandangan yang tepat dan benar supaya kita juga berhasil mendapatkan apa yang telah dijanjikan Tuhan bagi kita. Kalau pandangan kita sudah benar, berkatnya bukan hanya secara lahiriah saja, tetapi terlebih pula kita dapat mengenal pribadi Allah yang sesungguhnya, kita dapat memandang-Nya lewat firman pengajaran-Nya yang besar dan mulia. Karena itu sekalipun kita sedang diperhadapkan seperti keadaan jemaat di Sardis, mengalami begitu banyak tantangan dan cobaan, namun pandangan kita itu menjadi penentu supaya kita berhasil disebut sebagai: PEMENANG, kita juga akan berhasil memiliki pakaian putih dan berhasil berjalan bersama dengan Kristus dalam pakaian putih, dengan kata lain berhasil menjadi sidang mempelai perempuan Kristus, masuk dalam pesta kawin Anak Domba. Kalau kita sudah berhasil memiliki pakaian putih, Tuhan tidak akan menghapus nama kita dari dalam kitab kehidupan melainkan Tuhan akan mengaku nama kita di hadapan Bapa dan dihadapan para malaikat-Nya. Sungguh, ini adalah berkat yang besar, yang harus kita rebut supaya kita benar-benar layak berjalan bersama dengan Kristus. H A L E L U Y A ...!!!



“NATAL MENURUT INJIL MATIUS”

Bible Study/Ibadah Malam Natal - 24 Desember 2009

Saudara-saudara, NATAL menurut Injil Matius menceritakan Yesus sebagai Raja, yang dibuktikan dalam Matius 1 : 1 dalam silsilah Yesus disebut sebagai anak Daud, jadi nama Daud lebih ditonjolkan dari nama-nama yang lain termasuk dari nama Abraham. Ini membuktikan bahwa Yesus yang telah lahir itu adalah benar-benar seorang Raja yang sanggup menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Matius 1 : 21). Pertama-tama yang bisa mengenal Yesus sebagai Raja adalah orang-orang majus yang datang dari Timur mencari Raja yang baru lahir sebab mereka telah melihat bintang-Nya di Timur. Dan memang imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat juga tahu bahwa di Betlehem akan bangkit seorang pemimpin yang akan menggembalakan umat Allah, yaitu Israel (Matius 2 : 1 - 12). Jadi ketika Yesus lahir di Betlehem, IA lahir sebagai seorang Raja yang berkuasa menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa dan yang menjadi pemimpin umat-Nya kepada kemenangan. Itu sebabnya pada hari-hari yang lalu kita telah melihat bahwa NATAL itu adalah wujud cinta kasih Allah kepada manusia, di mana Ia telah turun menjadi manusia dan menjadi sama seperti kita. Tujuannya: untuk menyelamatkan kita dan menjadi Pengantara yang memperdamaikan kita dengan Bapa di sorga.
Yesus Kristus telah diberikan sebagai kado yang terbesar dan yang tertinggi, jauh lebih tinggi dari semua yang ada di dunia ini. Karena itu sebagai jemaat Tuhan, sikap kita dalam suasana NATAl ini harus menghargai dan menerima kelahiran Kristus dengan sikap yang benar, menerima firman Tuhan supaya masuk di dalam hati kita. NATAl itu bukan hanya sekedar perayaan begitu saja seperti ketika orang merayakan ulang tahun dengan meriah, NATAL yang benar bukan dengan acara-acara yang heboh dan bukan hanya sebagai kebiasaan-kebiasaan belaka. Sebab kalau kita lihat pada zaman sekarang ini, banyak orang merasa berhasil merayakan NATAL dengan acara-acara yang nampaknya menarik, dengan kue-kue yang enak-enak, dengan lilin atau pohon natal. Ingat! NATAL itu bukanlah sekedar perayaan, tetapi harus dihargai dengan sebaik-baiknya dengan sikap mau datang kepada Tuhan, masuk ke dalam Ibadah dan penggembalaan yang benar, barulah Yesus mau lahir di dalam hidup kita.
Sama seperti kelima nama-nama perempuan yang disebut dalam silsilah Tuhan Yesus, yang di mulai dari Tamar, Rahab, Rut, Batsyeba dan Maria. Kelima perempuan ini mempunyai latar belakang berbeda-beda, ada yang hancur nikahnya seperti Tamar, ada yang hancur hidupnya menjadi pelacur seperti Rahab, ada yang dari latar belakang orang Moab seperti Rut, ada yang tertindas seperti Batsyeba, ada pula yang sederhana seperti Maria. Tetapi kelima nama-nama ini, walaupun dari latar belakang yang berbeda-beda tetapi berhasil masuk dalam silsilah Tuhan Yesus.
Kelima nama perempuan ini adalah gambaran kepada gereja Tuhan yang berhasil masuk ke dalam kerajaan sorga, yang masuk ke dalam pesta perjamuan, sama seperti kelima gadis bijaksana dalam Matius 25 : 1- 13 yang berhasil menyongsong mempelai laki-laki. Disebut gadis yang bijaksana karena telah mempersiapkan diri dengan hidup sesuai dengan firman Tuhan, hidup yang selalu bergantung harap kepada Tuhan.
Kita semua juga mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, mungkin tidak jauh beda dengan kelima gadis tersebut di atas, tetapi sekalipun demikian lewat NATAL ini hidup kita bisa dipulihkan dan dibaharui, dengan catatan terima firman dan hiduplah dalam pimpinan Roh Kudus. Karena itu, marilah kita berNATAL yang benar, bukan dengan kesenangan atau dengan cara sendiri, tetapi sesuaikan semua dengan firman Tuhan. Setialah beribadah kepada Tuhan dan hiduplah dalam penggembalaan yang benar supaya Tuhan berkenan hadir di dalam hidup kita, mejadi Pemimpin yang berkuasa menyelamatkan kita dari segala dosa-dosa yang telah kita lakukan selama ini. H A L E L U Y A ... !!


“YESUS KRISTUS DATANG SEBAGAI HAMBA”

Bible Study/Ibadah Tutup Tahun
31 Desember 2009

Sebagaimana telah kita lihat pada Buletin kita minggu yang lalu, NATAL adalah kado Allah yang terbesar, yang diberikan kepada semua orang, di mana Yesus lahir ke dunia ini dan menjadi sama dengan manusia supaya bisa menjadi Juruselamat bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. NATAL itu juga adalah berbicara tentang penggenapan janji-janji Allah tentang keselamatan yang sudah dinubuatkan sejak dalam Perjanjian Lama. Firman Tuhan sudah menubuatkan tentang lahirnya Mesias yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.
Saudara-saudara, kalau kita lihat keempat Injil, hanya Injil Markus saja yang tidak menceritakan tentang kelahiran Yesus Kristus, ketika IA datang ke dunia ini. Kalau dalam Injil Yohanes, masih diceritakan bahwa Yesus itu adalah firman yang telah menjadi manusia dan diam di antara kita, sehingga kita dapat melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, yang penuh kasih karunia dan kebenaran (Yohanes 1 : 14). Tetapi khusus dalam Injil Markus tidak ada cerita tentang lahirnya Yesus sebagai Juruselamat dunia.
Mengapa Injil Markus tidak menceritakan tentang kelahiran Yesus?
Sebab Injil Markus adalah kitab yang menceritakan Yesus sebagai hamba. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas dalam Injil Markus, masih dalam pasal 1 saja sudah diceritakan tentang pelayanan Yesus setelah IA dibabtis di sungai Yordan, IA langsung dibawa oleh Roh ke padang gurun dan tinggal di sana selama empat puluh hari lamanya di antara binatang-binatang liar (=buas). Ini semua untuk menunjukkan kepada kita tentang kemampuan Yesus yang datang sebagai hamba untuk melayani umat-Nya. Dalam Filipi 2 : 5 - 7 firman Tuhan mengatakan untuk menjadi hamba, Yesus harus mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa sebagai hamba dan menjadi sama dengan manusia, tujuannya adalah untuk melayani kita. Maka setelah selesai dibabtis di sungai Yordan, Yesus langsung dibawa oleh Roh untuk berhadapan dengan iblis yang tampil lewat binatang-binatang liar (=buas). Hal ini terjadi untuk membuktikan kepada kita bahwa Yesus itu benar-benar mampu sebagai Juruselamat, untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa. Yesus mampu menghadapi binatang-binatang liar tersebut karena di dalam diri-Nya ada firman Tuhan.
Maka sebagai jemaat Tuhan, sekalipun engkau mengalami banyak tantangan, banyak pencobaan atau penderitaan, kita harus mempunyai satu keyakinan: kita pasti bisa menang, karena Yesus sudah lebih dahulu menang maka Ia juga pasti akan memberikan kemenangan kepada kita sekaliannya.
Sekalipun engkau sendang dalam sakit penyakit yang begitu parah, engkau harus tetap yakin bahwa engkau “pasti sembuh” bahkan sekali pun engkau sedang dalam masalah besar, engkau harus tetap yakin: Tuhan pasti menolong engkau.
Kuncinya: selagi firman Tuhan ada dalam hidupmu dan selagi ada Roh Kudus memimpin hidupmu, Tuhan pasti akan memberikan kemenangan, sama seperti Yesus menang demikian juga kita akan menang. Maka jadikanlah firman itu sebagai kebutuhanmu yang lebih utama bahkan yang lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini, termasuk dari hidupmu sendiri. Jika sudah demikian, maka firman yang ada di dalam hatimu itu akan mengerjakan perkara yang besar, sanggup melepaskan engkau dari segala masalah, sanggup mengatasi penderitaanmu, sanggup memberikan kesembuhan dalam tubuhmu.
Saudara-saudara, semua janji-janji Allah yang sudah dinubuatkan itu pasti digenapi, tidak ada satu pun yang tidak digenapi atau terlalaikan termasuk tentang kedatatangan-Nya yang kedua kalinya. 2 Pettrus 3 : 3 firman Tuhan mengatakan pada hari-hari zaman akhir, akan tampil banyak orang sebagai pengejek-pengejek, yang menganggap Tuhan telah lalai menepati janji-Nya. Ini tidak benar. Sebab dalam ayat 9 firman Tuhan telah menegaskan bahwa sebenarnya Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun banyak orang yang menganggapnya sebagai kelalaian. Mereka ini adalah orang yang tidak mengerti akan firman Tuhan. Sebenarnya kalau pun sampai sekarang ini Tuhan belum juga datang, bukan berarti karena IA telah lalai atau lupa akan firman-Nya. Tetapi ada satu maksud dan tujuannya, yaitu: supaya jangan ada seorang pun yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
Saudara-saudara, pada NATAL yang pertama kita patut bersyukur kepada Tuhan. Sebab jika dalam Perjanjian Lama nama Tuhan itu masih merupakan suatu rahasia dan tidak sembarangan orang menyebut nama-Nya. Tetapi khusus pada NATAL yang pertama, nama Tuhan Allah itu sudah dinyatakan dan diberitahukan kepada Yusuf dan Maria, supaya Anak yang baru lahir itu diberi nama: YESUS. Jadi nama Tuhan kita yang sebenarnya adalah YESUS, jangan ada orang yang ragu akan hal ini dan jangan sampai saudara lupa akan nama ini, sebab nama Tuhan kita ini adalah nama yang berkuasa, patut kita andalkan dalam segala hal.
Bisa kita lihat dalam Ibrani 1 : 1 - 4 firman Tuhan menjelaskan: kalau pada zaman dahulu , yaitu dalam Perjanjian Lama, Allah berbicara kepada umat-Nya lewat perantaraan nabi-nabi, tetapi pada zaman akhir ini, yaitu sejak Yesus lahir, Allah sudah berbicara kepada manusia dengan perantaraan Anak-Nya, yaitu Tuhan Yesus Kristus, yang telah ditetapkan sebagai Juruselamat semua orang. Hanya Dialah satu-satunya yang sanggup menyelamatkan kita dari segala dosa dan melepaskan kita dari maut. Kemudian dalam ayat 3 dijelaskan Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah yang sebenarnya, yang menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh dengan kekuasaan. Jadi Yesus itu adalah Allah kita sebenarnya, Yesus itulah nama Allah yang telah diberikan kepada manusia supaya lewat nama-Nya kita beroleh keselamatan. Karena itu jangan ada seorang pun yang ragu tentang nama Allah yang sesungguhnya. Haleluya...!!!